Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaDaerah

Korps HMI Wati Komisariat UMK Gelar Dialog Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

787
×

Korps HMI Wati Komisariat UMK Gelar Dialog Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

Sebarkan artikel ini
Korps HMI Wati Komisariat UMK Gelar Dialog Stop Kekerasan Terhadap Perempuan
Korps HMI Wati Komisariat UMK saat foto bersama perwakilan Cipayung. FOTO: RINI FOR TEGAS.CO

tegas.co., KENDARI, SULTRA – Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Korps HMI Wati Komisariat Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Dialog Publik, di Meet Up Coffe, Minggu (09/12/2018).

Dialog yang dihadiri oleh sejumlah OKP yang bernaung di Cipayung Plus ini, menghadirkan tiga narasumber kompeten dibidangnya masing-masing.

AKBP Harjoni Yamin selaku narasumber pertama menyampaikan, kekerasan terhadap perempuan di Sultra umumnya berbentuk KDRT.

Kasubdit IV Reskrimum Polda Sultra ini menambahkan, pemicu kekerasan terhadap perempuan seringkali adalah masalah ekonomi. Banyak perempuan yang merupakan korban kekerasan ini justru tidak ingin melaporkan kasus yang menimpanya disebabkan karena takut ataupun dibawah tekanan ancaman pelaku.

Ditempat yang sama, Dra. Hj. Sartiah Yusran M.ed., P.hd, selaku narasumber kedua yang juga merupakan ketua tim ahli pusat studi gender dan perlindungan anak UHO menjelaskan dalam materinya bahwa pemicu awal kekerasan terhadap perempuan adalah pelecehan seksual.

“Banyak anggota masyarakat kurang memahami konsep pelecehan seksual sehingga membiarkan pelecehan ini berujung pada kekerasan,” jelasnya, Minggu (09/12/2018).

Narasumber ketiga yang merupakan Perwakilan dari FORHATI Sultra, Waode Ruliah mengatakan, akar kekerasan terhadap perempuan dimulai dari ketidakpahaman anggota masyarakat tentang konsep gender yang sesungguhnya.

“Seringkali dalam sebuah keluarga, anak perempuan dinomor duakan serta dilihat sebagai objek seksual dan bukannya objek pembangunan. Padahal dalam kenyataannya, seorang perempuan bisa berpartisipasi penuh dalam pembangunan fisik maupun kemanusiaan dalam sebuah negara,” ujarnya.

Terpisah, Fibi Yasri yang merupakan Ketua Kohati Komisariat UMK mengaku sangat senang dengan terselenggaranya kegiatan dialog ini. Menurutnya, masyarakat harus terus diberikan edukasi dan pemahaman secara terstruktur dan terus menerus tentang fenomena kekerasan terhadap perempuan.

“Di Indonesia sendiri angka kekerasan terhadap perempuan meningkat secara signifikan dan sudah merupakan tugas dan tanggung jawab perempuan-perempuan muda untuk memberikan penyadaran terhadap masyarakat,” ucap Fibi.

Fibi menambahkan kegiatan-kegiatan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan adalah perjuangan panjang dan suci dalam rangka meningkatkan derajat kemanusiaan perempuan di muka bumi.

Olehnya itu, kata dia, dukungan dan masukan dari seluruh masyarakat serta generasi muda yang peduli akan perempuan di Indonesia adalah merupakan sebuah spirit tersendiri bagi kader-kader Kohati dan HMI untuk terus berjuang menciptakan tatanan masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran di Indonesia.

Sementara, Ketua panitia Dialog publik Rini Maharani Muntu berharap dengan adanya kegiatan ini perempuan bisa menggalang gerakan solidaritas berdasarkan kesadaran bahwa kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran HAM.

“Dan yang terpenting kita mengajak semua orang untuk turut terlibat aktif sesuai dengan kapasitasnya dalam upaya penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan,” pungkasnya.

REPORTER: ULFA ARSITA
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN

error: Jangan copy kerjamu bos