Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
ButonDaerah

Festival Budaya Tua Buton Ditutup dengan Atraksi Tari Kolosal

1592
×

Festival Budaya Tua Buton Ditutup dengan Atraksi Tari Kolosal

Sebarkan artikel ini
Festival Budaya Tua Buton Ditutup dengan Atraksi Tari Kolosal
Puncak Festival Budaya Tua Buton ditutup dengan atraksi tari kolosal, Sabtu (24/8/2019).

Puncak Festival Budaya Tua Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) ditutup dengan atraksi tari kolosal, Sabtu (24/8/2019). Lima ribu penari ini merupakan gabungan pelajar dari berbagai tingkatan, mulai dari SD hingga SMA se-Kabupaten Buton.

Tari kolosal dimulai sejak pukul 16.00 Wita. Tarian ini memikat penonton yang hadir membanjiri Takawa.

“Adapun tari yang dipertunjukan adalah tari badenda 1.500 penari, tari ponare 2.000 penari, dan tari alionda 1,500 penari,” jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Buton, La Ode Syamsuddin.

Dietegaskan, tari kolosan ini menutup rangkaian kegiatan festival di siang hari. Sebab, pada malam hari ada penampilan artis ibu kota.

“Ini bermakna bahwa betapa luhur dan kuatnya Budaya Tua buton untuk menyatukan perbedaan dan memperkokoh persatuan,” ucapnya.

Dengan begitu, budaya dan kearifan lokal mampu mengendalikan pengaruh negatif globalisasi.

“Festival Budaya tua Buton kali ini merupakan yang sudah yang ketujuh kalinya. Di-launching sejak tahun 2013 lalu oleh Mentri Pariwisata,”ujar La Bakry.

Festival Budaya Tua Buton Ditutup dengan Atraksi Tari Kolosal
Atraksi tari kolosal. (FOTO:SUPARMAN/TEGAS.CO)

Untuk diketahui, Festival Budaya Tua Buton digelar, selain untuk memeriakan HUT-RI; juga untuk menyambut peserta Wonderful Indonesia yang setiap tahunnya melintas di Kawasan Timur Indonesia.

Festival ini menjadi salah satu kebutahan masyarakat, khususnya bagi yang tidak mampu untuk melaksanakan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Misalnya, tradisi pidoledole (imunisasi), tandaki (sunatan), dan posuo (pingitan).

Tradisi di atas, wajib dilaksanakan dalam setiap keluarga di Buton dan diakhiri dengan syukuran atau makan bersama atau pekande-kandea.

Jika dilaksanakan perorangan maka membutuhkan biaya yang cukup mahal. Sehingga Pemkab Buton berinisiatif melaksanakan secara massal dalam rangka membantu kesulitan ekonomi masyarakat, sekaligus sebagai promosi budaya.

SUPARMAN

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos