Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Boikot Film “The Santri”

798
×

Boikot Film “The Santri”

Sebarkan artikel ini
Boikot Film "The Santri"
Yuli Ummu Raihan.

Tagar boikot film The Santri ramai di media sosial bahkan menjadi trending topik. Film yang katanya menggambarkan kehidupan santri di pondok pesantren namun jauh panggang dari api.

Mengindra fakta dari trailer film The Santri yang banyak beredar jelas sekali isinya penuh kontroversi.

Disutradarai oleh Livi Zheng  dan Khen Zhang yang katanya sutradara terkenal di Hollywood yang berasal dari Blitar Jawa Timur yang notabene non muslim, maka tidak heran jika isinya tidak sesuai dengan fakta santri sesungguhnya.

Adegan khalwat (berduaan), ikhtilat, serta toleransi yang kebablasan berupa adegan dua orang santri wanita membawa tumpeng ke dalam gereja, serta santri harus punya mimpi ke negeri barat untuk melanjutkan cita-cita, khususnya Amerika Serikat (AS). Padahal jelas AS adalah negara yang justru telah, sedang, dan akan terus memusuhi Islam dengan segala propagandanya.

Banyak yang mengkritik film ini di antaranya dari Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI), Hanif Al Athos. Menurutnya, film ini tidak mencerminkan akhlak dan tradisi santri yang sesungguhnya. Ia meminta agar jemaah tidak menonton film ini yang rencana akan tayang 22 Oktober nanti bertepatan dengan peringatan hari santri. (cnnindonesia, 16/09/2019)

Buya Yahya pun ikut memberikan pandangannya, bahwa boleh saja membuat sebuah karya seni berupa film, tapi harus dilihat lagi proses pembuatannya, isi ceritanya, jangan membuat film yang ngaco.

Ustadz Abdul Somad pun jelas dalam cuplikan vidio ceramah tanya jawabnya di Youtube mengatakan haram seorang Muslim memasuki tempat ibadah non muslim.

Film ini sama sekali tidak menggambarkan nilai -nilai Islam bahkan ini adalah strategi kafir barat untuk mencekoki umat Islam dengan faham mereka secara tidak langsung.

Seperti yang kita ketahui Amerika telah membuat strategi untuk menghancurkan umat Islam dengan membagi menjadi empat kelompok, yaitu Fundamentalis, Moderat, Tradisional dan Liberal.

Kelompok yang dianggap fundamentalis di kebiri, dimusuhi bahkan di perangi. Sementara yang Moderat di biarkan bahkan dirangkul apalagi yang liberal didukung penuh bahkan menjadi kaki tangan mereka untuk merusak Islam melalui strategi proxy war nya. Umat Islam diadu domba, sehingga sesama Muslim terus berseteru bahkan saling bentrok.

Film ini sarat akan paham liberalisme, bahkan mengancam akidah umat jika terus dibiarkan.

Saat ini umat menjadikan tontonan sebagai tuntunan sementara yang di tonton tidak layak dijadikan tuntunan.

Adapun dalih karya seni maka Islam punya aturan tersendiri dalam hal ini. Islam tidak pernah menhambat seseorang berkarya, menyalurkan hobi dan bakatnya, namun selama itu tidak melanggar syariat. Ada aturan yang harus diikuti jika ingin berkarya baik berupa film, meme, tulisan, vidio, gambar, atau apapun bentuknya.

Dalam Islam jelas batasan dalam toleransi beragama seperti di sebut dalam QS. Al-Kafirun:6 bahwa,” Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku”.

Selamanya kaum Yahudi dan Nasrani itu tidak akan pernah rido hingga Umat Islam mengikuti millah mereka yaitu mengikuti cara hidup, pandangan, paham dan budaya mereka meski secara lahiriah mereka tetap mengaku sebagai Muslim.

Sekali lagi film ini wajib di boikot, karena akan merusak tatanan kehidupan umat Islam, serta sangat disayangkan film ini merusak citra positif pondok pesantren yang sesungguhnya, bahkan mirisnya diperankan oleh seorang akhwat yang katanya hafidzah dan anak  seorang yang ditokohkan.

Disaat para artis yang sesungguhnya hijrah menjadi santri (belajar agama) tapi yang santri justru aji mumpung menjadi artis.

Mereka tidak sadar sedang dimanfaatkan oleh para kafir penjajah untuk meraup untung karena ternyata para pemainnya memiliki follower yang lumayan banyak di media sosial. Maka jangan melihat figuritas, jadikan hukum Syariat sebagai standar kita. Sungguh para kapitalis tidak peduli nilai-nilai Islam, karena fokus mereka adalah materi.

Film ini adalah racun yang berbalut madu yang harus diwaspadai, karena sekali dibiarkan akan semakin banyak film semacam ini akan dibuat.

Sungguh sebagai umat Islam kita punya kewajiban amar ma’,ruf nahi mungkar sebisa kita, sampaikan yang benar meski itu pahit, dan berpegang teguhlah pada agama Allah, sampaikan yang haq itu haq dan yang batil itu batil. Wallahu alam.

YULI UMMU RAIHAN

error: Jangan copy kerjamu bos