Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Kemunduran Bangsa, Bukan Milik Khilafah

753
×

Kemunduran Bangsa, Bukan Milik Khilafah

Sebarkan artikel ini
Kemunduran Bangsa, Bukan Milik Khilafah
Mustika Lestari.

Tidak ada hukum yang pantas untuk ditegakkan di dunia ini kecuali dengan Islam. Syariat Islam menjadi aturan hidup yang seharusnya digunakan oleh seluruh umat manusia agar mendapatkan rahmat Allah SWT.

Namun sayangnya, saat ini justru banyak sekali orang yang menentang syariat Islam, bahkan menentangnya secara terang-terangan. Padahal Allah sendiri telah memerintahkan untuk taat pada segala perintah-Nya.

Allah SWT berfirman: “Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (Q.S An-Nisaa’: 65)

 Saat ini, isu Khilafah banyak menuai perdebatan di tengah umat. Tentu, ada pro dan kontra. Sebagian orang menyatakan rindu  akan pemerintahan Khilafah, pemerintahan dalam Islam. Namun, tidak sedikit pula yang menyematkan fitnah atas  ide Khilafah, bahwa akan  merusak ideologi bangsa saat ini yang akan membawa kemunduran.

“Kalau ideologi Khilafah itu dibiarkan berkembang, partisipasi masyarakat dalam politik akan sangat dibatasi. Karena sejarah Khilafah yang baik, hanya pada masa Abu Bakar, Umar, dan separuh pemerintahan Utsman bin Affan. Selebihnya sudah memiliki dinasti atau kerajaan, kekeuasaan ada pada Khalifah, dan rakyat tidak memiliki peran. Ini (Khilafah) jelas kemunduran dalam kehidupan bernegara di zaman modern ini,” ujar Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah P rof. Dede Rosyadah, Kamis (19/9).

Pada tahap selanjutnya, kata Dede, jika ideologi tersebut dibiarkan tumbuh dan berkembang akan mengakibatkan apatisme di kalangan masyarakat. Karena semua hal akan diatur oleh negara yang memiliki ideologi Khilafah.

Dalam keadaan demikian ‘kaku’ masyarakatnya juga akan memiliki keterbatasan untuk melahirkan karya. Oleh karenanya, dalam rangka mengantisipasi hal tersebut, ia menghimbau pemerintah untuk mengambil langkah tegas terhadap gerakan yang bermuara pada pendirian negara Khilafah (www.nu.or.id, 20/9/2019).

Takut dengan ide Khilafah?

Berbicara tentang politik, banyak orang berpendapat politik itu kotor, ujung-ujungnya korupsi, perebutan kekuasaan, birokrasi yang berbelit, hanya berbicara atas nama rakyat, kenyataannya nol besar.

Hal tersebut jelas menjadi pemahaman umum di tengah umat, karena memang seperti itulah kenyataan yang kita lihat.Mendengar dan merasakanbuah politik demokrasi yang saat ini tengah di gaungkan. Bagaimana tidak, slogan kebesaran demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat nyatanya rakyat makin sengsara dengan kebijakan pemerintah yang sangat tidak prorakyat.

Rakyat yang menjadi orientasi sistem ini, sangatlah tidak merasakan hadirnya realisasi dari slogan rakyat, rakyat dan rakyat itu di dalamnya. Meski begitu, pemerintah terus berupaya melanggengkan sistem ini, seolah bisu, tuli, buta dengan reaksi dan penderitaan rakyat. Demokrasi ala kapitalis secara nyata hanya menguntungkan para kapital/penguasa.

Karena pada hakekatnya, sistem demokrasi adalah sistem atau aturan buatan manusia guna melenggangkan kepentingan dan hawa nafsu para elit tertentu, secara jelas membawa kehancuran pada rakyat.

Satu hal yang kita saksikan dalam sistem saat ini, dari penguasa, oleh penguasa dan untuk penguasa. Demokrasi memanjakan penguasa yang korup, mendewakan kebebasan individu sehingga pihak-pihak yang berkepentingan merasa nyaman dalam naungan sistem ini.

Berbeda halnya dengan politik Islam yang berarti mengurusi urusan umat seluruhnya. Seluruh urusan umat dan kepentingan umat menjadi kewajiban penguasa. Politik ini harus dijalankan oleh negara yang memegang teguh Islam itu sendiri agar tercipta kesejahteraan dalam pemerintahan Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah.

Tidak bisa dipungkiri, saat ini kesadaran umat tentang politik, tentang Khilafah mulai menampakkan perubahan positifnya. Aksi bela Islam beberapa tahun belakangan menjadi momentum bangkitnya umat atas pengurusan kemaslahatan umat yang diabaikan penguasa. Mereka mulai menyuarakan sistem Islam untuk diterapkan guna menggantikan sistem rusak yang selama ini diagungkan.

Tentu saja, hal ini tidak terlepas dari perjuangan para pengemban dakwah Islam yang terus menyuarakan sistem Islam adalah sistem yang hakiki dalam naungan Khilafah yang menawarkan solusi atas segala problematika umat yang ada, ekonomi, sosial, politik, hukum dan lain sebagainya.

Namun sayang, terwujudnya perubahan kepada sistem Islam ini mendapat pertentangan nyata dari para penguasa dzalim di dunia. Termasuk Indonesia, sebuah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

Tuduhan bahwa Khilafah ajaran radikal, tidak cocok di Indonesia, pemecah belah umat, penghianatan terhadap demokrasi dan sebagainya tidak pernah lepas dari lisan para penguasa kapital. Mereka terus merancang manuver dan konspirasi, termasuk menciptakan drama teror hingga fitnah. Demikianlah Islam menjadi monster bagi rezim.

Rezim atau pihak-pihak tertentu yang berkepentingan, semakin gencar menghadang pergerakan bangkitnya Islam, terus melontarkan citra buruk atau fitnah terhadap ajaran Islam terutama ide Khilafah. Menyampaikan pandangannya bahwa konsep Khilafah membawa dampak buruk yang tidak disadari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia, menghilangkan sebagian hak demokrasi sebagaiamana yang terjadi saat ini. Sistem Khilafah hanya akan menyebabkan kemunduran bagi sebuah bangsa.

Jika ideologi ini dibiarkan tumbuh dan berkembang mengakibatkan apatisme di kalangan masyarakat. Semua hal akan diatur oleh negara yang memiliki ideologi Khilafah. Masyarakatnya kaku, sehingga akan memiliki keterbatasan dalam melahirkan karya.

Pernyataan di atas jelas-jelas sebuah fitnah yang tidak sesuai dengan fakta sejarah Islam. Apabila dikatakan sistem Khilafah hanya akan menyebabkan kemunduran, bukankah dahulu Islam pernah berjaya  kurang lebih 1.400 tahun lamanya, menguasai dua pertiga dari belahan dunia di muka bumi, menciptakan kemajuan ekonomi, menjamin kesehatan masyarakat dan kekuatan politik yang mampu mempersatukan umat di dunia.

Sejarah mengakui bahwa peradaban yang memberikan sumbangan besar bagi dunia  terjadi pada era kekhilafahan Islam. Bahkan bisa dikatakan, semua pencapaian kemajuan peradaban manusia di dunia tidak lepas dari peran sentral Khilafah. Khilafah menjadikan Islam sebagai dasar ideologi sebagai dasar hukum yang mengatur segenap aspek kehidupan manusia.

Melihat fakta di atas, kemajuan peradaban mulia tidak ditemukan dalam payung demokrasi dimana kedaulatan tertinggi berada di tangan manusia, sehingga kebijakan dibuat sebebas-bebasnya, haram menjadi halal, begitupun sebaliknya.

Peradaban dibangun di bawah panji Islam melalui sistem Khilafah yang menjadikan kedaulatan ada di tangan Allah SWT, satu-satunya pemilik otoritas  untuk membuat hukum dan syariat dalam semua perkara kehidupan manusia. Islam tidak memberikan peluang kepada manusia untuk menetapkan hukum, meski satu hukum sekalipun.

Dalam Islam, apapun kedudukannya baik rakyat ataupun Khalifah semuanya berstatus sebagai mukallaf  (pihak yang mendapat beban hukum) yang wajib tunduk dan patuh dengan seluruh hukum yang dibuat oleh Allah SWT. Islam memiliki aturan yang mengaturkarya manusia, yaitu karya yang dapat membawa kemaslahatan bagi umat.

Ketika ada sekelompok orang yang menyebarkan fitnah atas Khilafah dan mendorong untuk menindak aktivis Islam yang menyerukan Khilafah, sama saja mereka sedang menghalang- halangi dakwah dalam menyampaikan ajaran Islam, sementara Khilafah adalah bagian dari amar makruf nahi mungkar.

Pada dasarnya penolakan mereka terhadap Khilafah lebih kepada adanya rasa kekhawatiran terhadap kepentingan-kepentingan yang selama ini telah mereka miliki bertentangan di dalam Islam. Bagi para penguasa, jika Khilafah tegak, maka peradaban kapitalisme akan lenyap seketika.

Kembalinya Peradaban Islam, Pasti!

Di tengah hegemoni peradaban Barat kapitalis yang tampak mulai keropos, saat sistem ini sedang menuju titik balik  kehancurannya,  Islam akan datang sebagai sistem yang menyinari seluruh semesta. Terbukti selama 14 abad yang lalu islam pernah memimpin dan mempersatukan seluruh bangsa, rasa, agama hidup berdampingan dalam naungan islam.

Maka, betapapun usaha mereka membendung Khilafah, Khilafah sebagai ajaran Islam akan tetap tegak sebagaimana merupakan janji Allah SWT dalamAl-Qur’an.

Allah SWT berfirman: “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa dan Dia sungguh akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik” (Q.S An-Nur: 55).

Khilafah merupakan ajaran Islam dan di masa lalu yang pernah memimpin dua pertiga dunia dalam satu kesatuan pemerintahan serta berhasil membawa kesejahteraan, keadilan dan kedamaian bagi seluruh umat manusia. Kaum Muslim saat ini sebagai pewaris hakiki peradaban Islam yang gemilang. Umat harus kembali pada Al-Qur’an dan Islam sebagai solusi bagi seluruh problematika kita saat ini.

Umat harus disadarkan bahwa tegaknya Khilafah sebagai ajaran Islam.  Sungguh hanya dengan Khilafah sebagai satu-satunya sistem pemerintahan Islam, umat memiliki wibawa dan kekuatan. Sebagaimana belasan abad umat di masa lalu pernah tampil sebagai pionir peradaban, bahkan menjadikan Barat mengenal bagaimana cara berkemajuan.

Di bawah panjinya pula, umat bisa benar-benar bersatu dan merasakan kehidupan mulia tanpa batas, dan melaksanakan amanah Rabbnya di dunia, menebarkan rahmat ke seluruh alam.

Maka, jika hari ini Khilafah terus dipropagandakan sebagai sebuah ancaman, maka hal itu adalah fitnah keji yang menghambat kebangkitan islam yang akan memuliakan umat manusia. Wallahu ‘alam bi ash-shawab.

MUSTIKA LESTARI

error: Jangan copy kerjamu bos