Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Sistem Kufur Bukanlah Pilihan

769
×

Sistem Kufur Bukanlah Pilihan

Sebarkan artikel ini
Sistem Kufur Bukanlah Pilihan
Ilustrasi.

Pelantikan kedua Joko Widodo sebagai presiden ke-7 Indonesia digelar di gedung DPR/MPR, Jakarta pada hari Minggu tanggal 20 Oktober 2019. Acara ini menandai secara resmi dimulainya masa jabatan kedua dan terakhir Joko Widodo sebagai presiden dan masa jabatan pertama Ma’ruf Amin sebagai Wakil Presiden Indonesia.

Untuk perhelatan tersebut, Negara menyiapkan 72 unit mobil mewah untuk mengawal pelantikan presiden dan wakil presiden. Mobil sewaan ini digunakan untuk mengangkut para tamu negara menghadiri acara tersebut. Mengutip situs setkab.go.id, pemerintah menyiapkan 18 unit mobil mewah yang digunakan para tamu negara. Ke18 mobil tersebut disewa selama empat hari dan menelan biaya kurang lebih Rp1 miliar rupiah (Kompas.com).

Pergantian penguasa terus terjadi di negara ini. Bahkan kali ini presiden yang sama kembali naik menjadi penguasa. Tak hanya jilid 1 kekuasaannya, bahkan di jilid 2 pun, rezim ini diduga sebagian kalangan akan mengulang kembali kegagalannya. Bahkan, penyusunan kabinet nampak sangat alot karena adu tawar balas jasa partai-partai politik.

Apakah rakyat bisa berharap pada rezim sekarang yang dipandang telah gagal dalam menyelesaikan beragam problematika negeri dan dipandang anti Islam?

Apa buktinya jika rezim saat ini telah gagal mensejahterakan rakyat?

Pertama, dalam bidang ekonomi, di lima tahun kekuasaannya rezim ini terbukti telah gagal mensejahterakan seluruh rakyat di tengah karunia kekayaan alam yang luar biasa. Alih-alih mensejahterakan hingga level individu per individu, sekadar meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi yang hanya bicara agregat saja pun tidak mampu.

Belum lagi utang negara terus meningkat di tengah pembangunan infrastruktur yang nampak sangat jor-joran. Meski menteri keuangan berusaha meyakinkan rasio utang masih aman, nampak jelas pemerintah begitu kelabakan mencari sumber pendapatan sampai-sampai berbagai BUMN pun dilego dengan dalih efisiensi.

Pemerintah pun tak lagi tabu memalak rakyat dengan berbagai kebijakan pajak. Harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat. Di sisi lain, biaya hidup seperti biaya kesehatan (termasuk BPJS kian zalim), biaya pendidikan, biaya transportasi, listrik, air bersih, dan lain-lain pun kian mahal.

Di bidang sosial budaya, rezim pun dipandang gagal menciptakan masyarakat yang bersih dan beradab. Korupsi makin merajalela, kasus OTT dan korupsi berjamaah di kalangan politisi kian merebak.

Belum lagi dekadensi moral generasi juga kian parah dan terbuka. Yaitu dengan merebaknya kasus narkoba dan penyimpangan seksual, LGBT, inses, crosshijaber, prostitusi anak dan lain-lain. Juga angka kriminalitas makin meningkat baik secara kualitas dan kuantitas. Sementara keutuhan bangsa terancam oleh menguatnya gerakan separatisme yang belum mampu dituntaskan seperti yang saat ini terjadi di Wamena.

Ini semua membuktikan, rezim dipandang telah gagal menjamin kesejahteraan hakiki atas rakyat.

Rezim ini juga tampak anti terhadap Islam khususnya yang menginginkan penerapan syariat Islam kafah. Banyak kebijakan rezim yang dirasa sangat mencederai umat Islam. Mulai dari persekusi ulama, pencekalan atau pembubaran pengajian, munculnya narasi perang melawan radikalisme, masifnya mainstreaming gagasan Islam moderat di semua bidang dan lain sebagainya.

Nampaknya ke depan akan makin kental mengingat perlawanan rakyat pun akan makin terbuka. Sejalan dengan makin menurunnya angka kepercayaan rakyat terhadap narasi penguasa soal ancaman radikalisme dan terorisme di tengah umat.

Seluruh kondisi di atas merupakan hal yang wajar terjadi dalam sistem demokrasi kapitalisme neoliberal yang memang akan menuai berbagai persoalan. Karena sistem ini tegak di atas landasan sekularisme yang menafikan peran Tuhan (Allah Swt) dalam kehidupan dan melahirkan aturan liberal yang membawa berbagai kerusakan karena bertumpu pada akal manusia yang lemah.

Sehingga aturan-aturan (POLEKSOSBUDHANHUKKAM) yang dilahirkannya pun demikian lemah dan cacat. Sistem ini telah gagal menjadi solusi bagi kehidupan umat manusia. Sungguh ini memperlihatkan betapa berharap pada rezim yang bertumpu pada sistem sekuler demokrasi kapitalis neoliberal akan berujung pada kekecewaan.

Lain lagi dengan Islam. Islam memiliki seperangkat aturan yang berasal dari Zat yang Maha Hidup, yang hanya dengan aturan-Nya, seluruh aspek kehidupan manusia diatur dengan baik dari hal kecil hingga global. Semua diatur hingga tidak akan ada individu yang merasa terzalimi atau tertindas seperti dalam sistem kufur saat ini.

Dengan sistem Islam, seluruh manusia bahkan hewan terkecil pun akan sejahtera. Maka segeralah kita campakkan sistem kufur yang saat ini tengah menzalimi rakyat Beralihlah untuk segera meraih kemuliaan di bawah naungan sistem Islam yaitu Daulah Khilafah a’la Minhajj an Nubuwwah. Wallahu ‘alam bi ash shawab.

ZULAIKA

error: Jangan copy kerjamu bos