Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaKesehatanSultra

Tiga Daerah di Sultra Masuk Zona Merah Stunting

562
×

Tiga Daerah di Sultra Masuk Zona Merah Stunting

Sebarkan artikel ini
Tiga Daerah di Sultra Masuk Zona Merah Stunting
Ilustrasi.

Tiga daerah di Sulawesi Tenggara (Sultra) disebut masuk zona merah stunting. Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami kegagalan dalam perkembangan dan pertumbuhan tubuhnya.

Kepala BP PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra Hariaman menyatakan, berdasarkan data badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Health Organization (WHO), Indonesia salah satu negara terbesar dengan jumlah anak penyandang stunting.

“Data WHO menyebut, dari tiga anak, satu menderita stunting,” jelasnya usai acara Gerakan Edukasi Ayo Makan Ikan Cegah Stunting diselenggarakan di kantor BP PAUD dan Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, 21 November 2019.

Ia menyebut, dari 17 kabupaten atau kota di Sultra, ada tiga daerah yang masuk zona merah stunting. Yakni, Kolaka Timur, Bombana dan Konawe.

Menurutnya, stunting ini terjadi karena pola makan yang tidak baik yang menyebabkan berat badan anak tidak sesuai dengan usianya.

“Secara kognitif akan berpengaruh. Saat tumbuh menjadi dewasa akan kurang termotivasi dan akan jadi beban keluarga dan beban negara,” katanya.

Untuk itu, pihaknya mengajak semua pihak, baik orang tua maupun anak-anak untuk gemar makan ikan.

Sebab, ikan mengandung zat-zat yang dibutuhkan tubuh dalam merangsang pertumbuhan anak usia dini.

“Untuk mengatasi hal itu, kita melalui dinas pendidikan sudah lakukan kegiatan melalui peran orang tua mensosialisasikan pentingnya pencegahan stunting,” jelasnya.

Selain mengajak orang tua, pihaknya juga menyasar lembaga PAUD di kabupaten atau kota sebagai pilot projek pencegahan stunting.

Hal itu ditandai dengan kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra tentang Gerakan Edukasi Ayo Makan Ikan Cegah Stunting.

“Ini kerjasama kita dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam memperingati hari ikan nasional. Sebab itu, bersama-sama himpaunan pendidikan usia dini (Hipodi) menyelenggarakan kegiatan ini mendorong orang tua dan anak agar terbiasa makan ikan,” tuturnya.

error: Jangan copy kerjamu bos