Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita Utama

Beras Palsu yang Disebut Babinsa dalam Video Viral adalah Hoaks

2164
×

Beras Palsu yang Disebut Babinsa dalam Video Viral adalah Hoaks

Sebarkan artikel ini

Beras palsu yang disebut oknum Babinsa di Kendari yang termuat dalam video kemudian viral dipastikan adalah informasi hoaks.

Sebab, berdasarkan keterangan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari, beras dimaksud asli alias tidak palsu.

Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra I Made Guyasa dalam keterangannya mengaku, setelah video tersebut beredar, Polres Kendari daan Kodim 1417/Kendari mengambil sampel dan membawanya ke BPOM Kendari untuk diuji di laboratorium.

“Sampel nasi atau beras tersebut memenuhi syarat tidak mengandung bahan berbahaya boraks dan formalin serta tidak terindikasi mengandung plastik,” katanya dalam keterangannya, Rabu (8/1/2020).

Ia menyebut, video berdurasi 2 menit 3 detik itu telah meresahkan masyarakat dan menimbulkan kekhawatiran terhadap beras yang beredar. Padahal faktanya, beras itu asli.

“Seharusnya, diklarifikasi dulu ke instansi terkait sebelum diviralkan,” imbuhnya.

Ia menyebut, beras dimaksud Babinsa itu mengandung amilopektin dan amilosa. Jika amilosa beras di atas 25 persen, makan akan cenderung keras.

Semakin tinggi kandungan amilopektin, lanjut dia, maka beras tersebut mudah memantul atau melenting saat dibentuk menjadi bola dan dibanting.

“Beras yang viral di media sosial oleh Babinsa adalah benar-benar beras asli dan aman untuk dikonsumsi,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pom Kendari Firdaus Umar mengimbau agar informasi yang terlanjur beredar tidak begitu dipercaya.

“Bagi warga yang mengetahui adanya bahan makanan berbahaya sampaikan langsung ke BPOM,” imbaunya.

Sementara itu, Kopda Harmin Babinsa 13 Koramil Poasia mengakui kesalahannya dan keliru atas informasi yang terlanjur tersebar.

 “Saya minta maaf sebesar-besarnya atas kecerobohan dan kelalaian saya ini,” singkatnya.

Ia mengaku, langkahnya itu merupakan bentuk kekhawatiran atas dugaan beras palsu.

Tim Redaksi