Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Fenomena Telur Rebus, Pertanda Lemahnya Akidah Umat?

2472
×

Fenomena Telur Rebus, Pertanda Lemahnya Akidah Umat?

Sebarkan artikel ini
TETI UMMU ALIF

Heboh. Ditengah pandemi virus Corona yang kian merebak masyarakat di buat geger dengan beredarnya sebuah video dimedia sosial Facebook pada Rabu (25/03/2020) hingga Kamis (26/03/2020) yang mengklaim ada seorang bayi baru lahir yang konon katanya bisa berbicara.

Bayi tersebut mengatakan bahwa warga harus makan telur rebus sebelum jam 12 malam bisa mengobati virus Corona. Sontak saja, kabar tersebut membuat warga masyarakat di seantero Nusantara kaget dan berbondong – bondong mencari telur di tengah malam untuk direbus.

Bahkan banyak warga yang sudah terlelap menerima telfon untuk segera bangun memasak telur. Si telur pun laris manis diborong seketika itu juga. Namun sayang, setelah di telusuri ternyata kabar tersebut hanyalah hoax semata sebab tidak ada kepastian lokasi soal bayi tersebut.

Lokasinya terus berubah-ubah di seluruh daerah Sulawesi dan beberapa daerah lain. Mulai dari Talaud, Bolaang Mongondow Utara, Luwu Raya, hingga ke wilayah Gorontalo dan Lombok. Juru bicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto meminta kepada masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoaks. Sebab katanya, cara yang paling efektif mencegah penyebaran Corona adalah social distancing atau membatasi diri untuk tidak keluar rumah.

“Sosial Distancing ini adalah cara yang paling efektif untuk mencegah penularan dari seseorang,” kata Yuri.

Awas Pendangkalan Akidah

Entah apa yang merasuki warga +62 ini, sehingga info Hoax dapat dipercaya mentah-mentah. Entah siapa jg yang menyebarkan berita itu pertama kali. Namun disadari atau tidak aktivitas makan telur rebus ditengah malam sudah menciderai akidah dan akal sehat. Bagaimana tidak bayi bisa ngomong hanyalah nabi Isa As yang diberikan mukjizat oleh Allah Azza Wajalla padahal baru berumur beberapa jam saja. Menerangkan bahwa beliau adalah nabi. Sebagaimana firman Allah dalam surah Maryam:

قَالَ إِنِّى عَبْدُ ٱللَّهِ ءَاتَىٰنِىَ ٱلْكِتَٰبَ وَجَعَلَنِى نَبِيًّا

“Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (Surat Maryam : 30).

Ingat mukjizat ini hanya diberikan pada nabi dan rasul. Jika orang biasa mendapatkannya, patut disanksikan kebenarannya. Apalagi di tengah zaman fitnah, hoaks bertebaran dimana-mana saat ini. Bisa dibayangkan info makan telur rebus tengah malam saja yang belum jelas juntrungannya sudah bikin heboh dan banyak yang sami’na wa ato’na bagaimana dengan kedatangan Dajjal kelak yang fitnahnya lebih dahsyat dari yang kita bayangkan.

Jangan mentang-mentang Dajjal bisa membangkitkan orang dari kematian lantas kita pun beriman kepadanya. Sama kasusnya dengan bayi yang berbicara, jangan sampai lemahnya aqidah melumpuhkan akal waras kita. Virus Corona bisa menjangkiti siapa saja tak peduli siang atau malam krn sang Virus tak pernah tidur sellau aktif bergerak.

Jadi makan telur rebus tengah malam atau pun siang hari itu tidak ada pengaruhnya bagi penyembuhan Virus Corona selain mengobati rasa lapar dan menambah gizi tubuh kita. Karena itu, ayolah berfikir rasional. Karena Islam itu agama rasional, sesuai fitrah manusia, dan menentramkan jiwa. Islam melarang khurafat, belaku syirik, imajinasi keliru yang berakibat pada kesesatan.

Islam mengatur manusia untuk menyelaraskan ilmu pengetahuan dan keimanan. Rasulullah SAW mengajarkan kita melakukan apapun, orientasinya takwa. Mendekatkan diri hanya kepadaNya. Maka dalam hal ini, Islam memerintahkan kita melakukan setiap perbuatan wajib lah memenuhi dua syarat. Pertama, niat ikhlas karena Allah semata. Kedua, caranya benar sesuai syariat. Menjalankan segala yang diperintahkan Nya dan menghindari setiap apa yang dilarangNya. Dengan begitu kita bisa terhindar dari pemikiran sesat. Hidup kita akan selamat, dunia maupun akhirat.

Tentu peristiwa ini bukanlah salah masyarakat sepenuhnya. Beginilah, potret kehidupan bernegara jika pemimpin tidak menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Seharusnya ditengah suasana genting seperti ini, pemimpin hadir di garda terdepan guna mengatasi pandemi bukan justru saling melemparkan tanggung jawab. Rakyat sesungguhnya butuh pemimpin berjiwa negarawan sejati yang benar-benar hadir bersama rakyat berjuang bersama melawan Virus Corona serta melindungi akidah mereka jangan sampai lemah atau dilemahkan. Hanya saja harapan itu tak kunjung terwujud hingga saat ini. Akhirnya mereka kocar kacir dihempas badai hoax. Berusaha mencari solusi sendiri untuk mengatasi Virus walaupun dengan jalan pintas yang tak masuk akal.

Ya, berharap pada pemerintah saat ini untuk serius dalam mengatasi serangan Virus Corona adalah hal yang mustahil. Korban virus sudah beratus orang namun pemerintah tak kunjung melakukan lockdown secara kaffah. Justru sibuk berdalih dengan alasan ekonomi akan mandek dan segudang alasan lainnya. Meski sebelumnya begitu percaya diri mengklaim bahwa ekonomi Indonesia meroket. Padahal lockdown adalah salah satu warisan Rasulullah yang sudah terbukti memutus rantai penyebaran wabah disuatu tempat. Pun negara tetangga Malaysia sudah membuktikan dengan lockdown selama kurang lebih 2 pekan penyebaran virus menurun drastis. Kenapa kita tidak mencoba?

Telur rebus membuka mata kita bahwa akidah umat sedang tidak baik-baik saja. Berada di tiitk terlemah sepanjang sejarah. Umat butuh pelindung dan periayah seluruh kebutuhan asasinya sebagai manusia. Hari ini Sang Perisai itu tidak ada sehingga fenomena seperti ini akan terus berulang dengan bentuk yang berbeda. Kami rindu dengan perisai itu. Kami rindu dengan sistem yang betul-betul menghadirkan sosok seorang Pemimpin sekelas Umar Bin Khattab yang begitu peduli dengan nasib rakyatnya. Sebab menganggap pemimpin itu bagaikan penggembala yang akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap setiap gembalaannya dihadapan Allah kelak. Semua itu hanya bisa terwujud bila kita beralih ke sistem buatan Sang Pencipta yaitu Sistem Islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Wallahu A’lam

TETI UMMU ALIF (Member WCWH Community)

error: Jangan copy kerjamu bos