Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Perlukah Boikot Total Produk Negara Penghina Nabi?

426
×

Perlukah Boikot Total Produk Negara Penghina Nabi?

Sebarkan artikel ini
Perlukah Boikot Total Produk Negara Penghina Nabi?
Ilustrasi

TEGAS.CO., NUSANTARA – Seruan boikot terhadap semua produk Perancis, sebagai reaksi atas sebutan kata-kata Presiden Emmanuel Macron terhadap kematian seorang guru Paty dibunuh setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas dan membahas kartun karya Charlie Hebdo. Macron juga mengatakan, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai kartun bukan hal yang salah. Kejadian ini terulang kembali yang sebelumnya tahun 2015 majalah satir Charlie Hebdo di Paris atas publikasi kartun yang sama.

Dalam peringatan Rabu malam di Paris (21/10), Macron memuji Samuel Paty sebagai “pahlawan diam” dan “Wajah Republik”. Bahkan Macron memberikan penghargaan tinggi negara, Legion d’honneur, kepada keluarga Paty. Sementara pembunuh Paty, Abdullakh Anzorov, remaja 18 tahun kelahiran Chechnya, ditembak mati oleh polisi setelah pembunuhan terjadi.

“Dia dibunuh karena jiwa Republik tertanam padanya. Ia dibunuh karena kelompok Islamis menginginkan masa depan kira. Mereka tahu, dengan adanya pahlawan-pahlawan yang bergerak secara diam-diam seperti ini, upaya mereka tak akan pernah berhasil,” kata Macron (bbc.com, 22/10/2020)

Ini adalah bukti nyata menguatnya sentimen Islamofobia yang harusnya menyadarkan kaum Muslim bahwa kebencian barat begitu besar terhadap Islam, melecehkan Islam denga argumen bahwa prinsip negaranya adalah mendukung kebebasan berpendapat. Dapat dipastikan kejadian perang peradaban ini akan terus terjadi.

Upaya Ilslamofobia dibangkitkan terus menerus dikarenakan barat takut akan kebangkitan Islam yang merupakan ideologi sempurna yang lahir dari sang Pencipta sangat bertentangan dengan ideologi sekuler yang lahir dari manusia lemah. Contoh nyata Negara Prancis yang berpenduduk katolik pertumbuhan populasi muslim semakin meningkat dan Prancis merupakan populasi muslim terbesar di Eropa hingga 7 juta jiwa di tahun 2020 (Republika, 10/10/2020)

Sikap Muslim Atas Pelecehan Nabi

“Saya menyerukan kepada orang-orang, jangan mendekati barang-barang Prancis, jangan membelinya,” kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Di Kuwait, jaringan supermarket swasta mengatakan bahwa lebih dari 50 gerainya berencana memboikot produk Prancis. Kampanye boikot ini juga sedang memanas di Yordania dan Yaman.

Di mana sejumlah toko grosir membuat tulisan pernyataan bahwa mereka tidak menjual produk asal Prancis. Begitu pula di berbagai toko di Qatar, melakukan hal yang sama. Salah satunya jaringan supermarket Al Meera yang memiliki lebih dari 50 cabang di negara tersebut. Universitas Qatar juga menunda Pekan Budaya Prancis tanpa batas waktu. (palembang.tribunnews.com, 28/10/2020)

Seorang muslim jangan hanya pasif dan cuek terhadap agamanya terutama pada seorang yang dimuliakan Allah SWT pembawa Risalah Islam sebagai panutan Uswatun Hasanah yang dilecehkan dan menunjukkan sikap sebagai pembela Agamanya, sudah sangat jelas Allah menyatakan bahwa Nabi itu lebih utama, sesuai firman-Nya, “Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dibandingkan diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka. Orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang Muhajirin, kecuali kalau kamu hendak berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Demikianlah telah tertulis dalam Kitab (Allah).: (QS Al Ahzab: 6)

Dikutip dari Alm. Buya Hamka” Jika diam saat agamamu dihina, Gantilah bajumu dengan kain kafan. Sebagai teguran bahwa muslim memiliki nyawa dan ghirah dalam arti rasa cemburu dalam konteks beragama adalah konsekuensi dari Iman itu sendiri, orang yang beriman akan tersinggung jika agamanya dihina, bahkan agamanya akan didahulukan daripada keselamatan dirinya sendiri.

Boikot total bukan suatu solusi permanen namun memboikot produk negara penghina nabi ini adalah salah satu ungkapan protes yang menandakan masih adanya ‘nyawa’ bagi umat islam. Meskipun ini tidak akan menghentikan total penghinaan berulang thd rasulullah, kecuali diiringi boikot terhadap hasil pemikiran sekularisme-liberalisme, demokrasi dan kapitalisme, yang menagungkan kebebasan berfikir menurut ghorizah (nafsu) manusia yang lemah, banyak salah.

Riwayat tentang penghina Nabi

Sejumlah riwayat menceritakan dengan tegas dan jelas tentang sikap para Sahabat sekaligus Khalifah terhadap penghina Nabi Saw, antara lain, Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq ra memerintahkan untuk membunuh penghina Rasulullah Saw, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud rahimahullah dalam Sunannya hadis ke 4.363. Dan kisah ini juga diriwayatkan oleh An-Nasai, Al-Hakim, Ahmad, Al-Baihaqi, Al-Humaidi dan Abu Ya’la rahimahumullah

Pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Hamid II (1876–1918) Prancis pernah merancang penghinaan nabi dan sikap khalifahpun tegas untuk mengancam politik Negara ini dan menyerukan untuk berjihad. Saat ini umat membutuhkan pelindung yang agung itu. Itulah Khilafah!

Allah Swt. berfirman,

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri. Berat terasa oleh dia penderitaan kalian. Dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian. Dia amat belas kasihan lagi penyayang kepada kaum Mukmin.” (TQS at-Taubah [9]: 128).

Khilafah berhasil menjaga kerukunan antarumat manusia tetap berada dalam batasan syariat. Memanusiakan manusia, tercipta keharmonisan hidup berdampingan antar pemeluk agama. Segala bentuk kebencian dan perlakuan keji minim terjadi, karena Khalifah menegakkan keadilan dan menjamin keamanan. Wallahu’alam Bisawab.

Penulis: Apt. Siti Jubaidah., M.Pd (Dosen STIKES SAMARINDA)
Editor: H5P