Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Konawe Selatan

Jubir EWAKO: Lembaga Survey PPI Berhalusinasi, dan Perlu Belajar Lagi Jadi Pollster

586
×

Jubir EWAKO: Lembaga Survey PPI Berhalusinasi, dan Perlu Belajar Lagi Jadi Pollster

Sebarkan artikel ini
Ketgam : Jubir pasangan Endang - Wahyu (EWAKO) DR Abdul Nashar M.Si. FOTO : IST
Jubir pasangan Endang – Wahyu (EWAKO) DR Abdul Nashar M.Si. FOTO : IST

TEGAS.CO., KONAWE SELATAN – Merespons pernyataan Direktur Eksekutif Paramater Publik Indonesia (PPI), di beberapa media menurut kami offside atau lompat pagar, dan perlu belajar sebagai konsultan politik kredibel.

Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara (Jubir) Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 3 Muh Endang SA S.Sos SH M.Ap – H Wahyu Ade Pratama Imran SH dengan tagline EWAKO pada Pilbup Konawe Selatan (Konsel) Sulawesi Tenggara (Sultra), DR Abdul Nashar M. Si. Kamis, 19/11/2020.

Kata Nashar, seharusnya ia fokus mencermati pergerakan calonnya yang bayar, dan tidak menyerang calon lain. Misalnya mengatakan perkembangan pasangan Rag-SS unggul 4 pesen dan Ewako hanya 2 persen. Selanjutnya pasangan suara unggul 40 % persen.

Menurut kami, sambungnya, ini fatal dan tendensius, tidak didukung dengan fakta akademik. Yang bersangkutan tidak menjelaskan metodologi, populasi, frekuensi dukungan warga kepada masing-masing Paslon.

“Jangan-jangan ini lembaga survey odong-odong, di atas meja, tidak turun ke lapangan. Kami menengarai pernyataan dimaksud merupakan pesanan calon tertentu, bombastis, kosong tidak berisi,” jelas Nashar.

Sepanjang sejarah Pilkada di Indonesia, lanjutnya, petahana unggul di atas 40 persen baru terjadi di Kota Solo, saat itu masih Pak Jokowi Walikota Solo. Tingkat kepuasan warga Solo hampir 100 persen terhadap kepemimpinan Jokowi sebagai Walikota. Jadi kesimpulan Lembaga Survey Parameter Publik Indonesia jangan dipercaya, itu angka halusinasi.

Lebih jauh Nashar menjelaskan, idealnya kesimpulan atau opini lembaga survey mencerminkan persentase dukungan rakyat ke paslon berdasarkan preferensi ilmiah. Tidak mengabaikan dimensi yang lain (sekunder opinion). Misalnya, pemetaan berdasarkan wilayah/dapil, sosio-antro dan jejak karier politik calon dalam etalase politik Konsel.

“Misalnya soal petahana unggul 40 persen, anak kecil bisa ketawa, parameternya apa? Ini angka siluman, publik Konsel sudah cerdas tidak bisa ditipu dengan angka-angka hantu,” terangnya.

Hal-hal sederhana, tambah Nashar, selama 5 tahun terakhir ini tingkat kepuasan rakyat terhadap Bupati Konsel bergerak turun terjun bebas, bukan naik. Masalah ada dimana-mana, telat membayar gaji pegawai, wajah Konsel tidak berubah, lapangan kerja terbatas. Warga Konsel harus ke Kendari atau ke daerah lain untuk mencari pekerjaan karena lapangan kerja tidak tersedia di Konsel.

Di sektor agraria konflik dimana-mana, warga berhadapan dengan pemilik HGU, berlarut tidak diselesaikan, dan masalah masih banyak lagi, rakyat Konsel sudah tahu semua. Fakta-fakta seperti ini tidak bisa diabaikan dalam menarik kesimpulan sebuah survey.

“Soal dukungan, Saya kira publik Konsel tahu pasangan EWAKO memiliki dukungan original dari rakyat Konsel, tidak ada sejengkalpun tanah di Konsel yang belum di kunjungi pasangan EWAKO membaur bersama rakyat, mendengar keluh-kesah mereka. Sekali lagi Konsel ini untuk semua, untuk putra-putri Konsel, bukan untuk kelompok tertentu saja yang hanya datang mencari makan di Konsel,” pungkasnya.

Reporter: MN
Editor: H5P

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos