Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Muna

Pengunjung Pasar Laino Keluhkan Sampah, Kadis DLH: Tertiblah Buang Sampah Pada Tempatnya

698
×

Pengunjung Pasar Laino Keluhkan Sampah, Kadis DLH: Tertiblah Buang Sampah Pada Tempatnya

Sebarkan artikel ini
Kondisi sampah di pasar laino
Kondisi sampah di pasar laino

TEGAS.CO,. MUNA – Berkunjung ke Pasar laino kita akan disajikan dengan pemandangan sampah dan aroma yang tidak mengenakan indera penciuman. Kondisi tersebut banyak dikeluhkan oleh warga di sekitar pasar dan para pengunjung yang akan berbelanja.

Tentu ini sangat miris dan butuh penanganan segera, mengingat pasar tersebut menjadi pusat ekonomi masyarakat Muna yang memainkan peran sangat vital.

Ani (40) pengunjung pasar Laino menyampaikan bahwa sangat prihatin dengan banyaknya sampah yang berserakan ditambah dengan bau busuk yang sangat mengganggu.

“Setiap saya mau belanja selalu ada terus sampah yang berhamburan bukan pada tempatnya. Saya itu tidak masalah mau banyak atau tidak, bau busuknya itu yang buat tidak nyaman. Coba kalau sadar semua, ini saya lihat banyak yang malas pusing baru mengeluh kiri-kanan. Salahkan inilah. Seharusnya sadar diri masing-masing,” ucapnya.

Rahmad (33) pengunjung lainnya mengeluhkan hal yang sama terkait bau busuk sampah yang sangat mengganggu dan butuh penanganan serius.

“Sampah ini kan bukan punya satu atau dua orang tetapi banyak orang. Jadi menurutku sudah sepantasnya semua saling bekerjasama. Jangan menunggu pemerintah turun tangan tapi para pelaku usaha juga berperan aktif. Masalah tiap hari sampah dimana-mana. Kalau baunya harum tidak apa-apa. Ini kita lewat cium baunya bikin sakit kepala,” ungkapnya.

Hal yang sama juga diutarakan pedagang pasar laino F (33). Menurutnya persoalan sampah bukan hanya mengharapkan kesadaran yang terbangun dari para pedagang sendiri. Tetapi semua pihak musti punya andil untuk saling berkomitmen dan regulasi yang jelas terkait manajemen sampah.

“Saya sudah kumpulkan sampah ku di karung baru sore hari saya buang. Tapi kan tidak semua mau seperti ini. Ada beberapa pedagang saya lihat malas pusing. Jadi tidak bisa hanya andalkan dari pedagang saja karena tidak semua sama pemikirannya. Harus pemerintah buat aturan tegas supaya patuh dan tidak macam-macam lagi,”ungkapnya.

Melalui via phone Kepala UPTD Pasar Laino Laode Muh. Ali menyampaikan bahwa persoalan sampah merupakan masalah bersama antara para pedagang dengan pihak-pihak terkait yang butuh niatan yang serius.

“Sebenarnya kita tidak bisa terfokus hanya satu link karena disini kan ada unsur kewilayahan yang tentunya semua punya perang masing-masing. Saya melihat faktor utama masalah sampai saat ini berkaitan dengan kesadaran para pedagang dan fasilitas Amroll (Bak Sampah) yang masih minim”, terangnya. Selasa (24/11/2020).

“Selama ini sudah kami upayakan berkomunikasi dan berdialog dengan para pedagang untuk aktif dalam manajemen sampah dan sudah kami ajukan untuk penambahan. Mengingat di pasar multi karakter, kalau kita dapatkan pedagang yang mengerti tentu bisa lebih terarah”, lanjutnya.

Pihak UPTD pasar laino, kata Ali selalu melakukan pengawasan dan memberikan teguran jika ada yang masih membandel.

“Tapi lagi-lagi kita tidak bisa memberikan sanksi terkait itu karena belum ada regulasi yang mengatur. Apalagi sekarang lagi musim buah jadi akan bertambah pedagang musiman dan tentunya sampahnya akan menumpuk lagi”, terangnya

“Saya pikir solusinya adalah bagaimana kita berdayakan perangkat-perangkat yang secara emosional punya kepentingan seperti para pedagang, kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Seandainya kita bisa duduk bersama disini, saya kira apa yang tidak bisa. Sampai saat ini setidaknya kita sudah berupaya untuk mengawal persoalan ini,”ungkapnya.

Kadis DLH Kabupaten Muna LM Syukur Akbar S.STP mengungkapkan instansinya sudah berupaya secara maksimal mengurangi sampah yang menumpuk.

“Kami sudah menyediakan dua Amroll untuk penampungan sampah dan kita lakukan pengangkutan rutin tiap hari. Posisi amroll awalnya kita taruh ditengah tapi di komplain pihak PU terkait aspal rusak dan mengganggu arus lalulintas yang akhirnya kami pindahkan”, jelas Syukur.

“Para pedagang ini malas pergi membuang di tempat pembuangan sampah karena merasa jauh setelah kami pindahkan. Tiap hari kita angkut tidak pernah full karena tidak tertib dari para pedagang sendiri,” lanjutnya.

Syukur juga menambahkan dalam proses pengangkutan diperlambat dengan adanya sampah buah dan segera butuh pengaturan yang serius.

“Saya pernah beberapa kali ikut dan melihat pengambilan sampah yang tidak habis dan lambat dalam pengangkutan diakibatkan sampah kelapa muda yang bercampur nenas. Kebanyakan dihambur disekitaran jalan dan ditambah kambing ikut memperparah. Kita sudah komunikasikan dengan dinas perindag untuk melakukan pengaturan supaya para pedagang lebih tertib,”katanya.

Lebih lanjut Alumni STPDN tersebut juga menyampaikan jika persoalan sampah pihaknya serius dan tidak ada kendala dalam pengangkutan sampai ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Kami DLH sudah komunikasi dengan pihak perindag dan kecamatan untuk menyelesaikan persoalan sampah di pasar laino. Kita tertib saja, intinya membuang sampah ditempat yang disediakan. Kita siap mengangkut jika sudah penuh,”tutupnya.

Reporter : FAISAL

Editor : YA

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos