Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Kerinduan Umat Akan Sosok Pemimpin Dambaan

635
×

Kerinduan Umat Akan Sosok Pemimpin Dambaan

Sebarkan artikel ini
Irma Faryanti (Member Akademi Menulis Kreatif)
Irma Faryanti (Member Akademi Menulis Kreatif)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Antusiasme masyarakat akan hadirnya seorang pemimpin dambaan sudah tidak terbendung lagi. Kekecewaan demi kekecewaan yang dialami, membuat mereka mencari sosok yang peduli dan mengayomi akan urusan rakyatnya. Misalnya Maya, salah seorang warga asli Petamburan III tidak mampu menyembunyikan rasa bahagianya atas kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS). Ia sangat berharap kepulangan beliau dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Hal senada diungkapkan oleh Dewi Aminah, warga asal Jakarta Barat yang begitu merasa terharu akan kedatangan HRS dari Arab Saudi. ia pun berdo’a agar Habib senantiasa diberi kesehatan (Detiknews.com 10 November 2020)

Kedatangan imam besar sekaligus pemimpin Front Pembela Islam (FPI) memang begitu dinantikan banyak kalangan. Hal ini nampak dari jumlah massa yang antusias menyambut mulai dari anak kecil hingga dewasa. Karangan bunga, baliho dan poster berisi antusiasme penyambutan pun tersebar dimana-mana.

Namun selalu saja ada pro dan kontra, ketika banyak umat Islam yang antusias menyambut, ada juga yang berpandangan negatif terhadap kedatangan beliau. Bahkan berpendapat bahwa ada sesuatu hal dibalik kepulangan HRS. Seperti yang diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (SUDRA) Fadhli Harahab yang mengkritisi gagasan revolusi ahlak yang dilontarkan HRS. Ia menilai gagasan itu hanyalah kamuflase politik yang tidak jelas untuk menutupi agar tidak dikira hendak berbuat makar (jpnn.com 14 November 2020)

Ia pun membandingkan revolusi ahlak tersebut dengan revolusi mental yang digagas oleh presiden RI. Menurutnya konsep revolusi mental lebih aplikatif karena dapat mereformasi dan menyederhanakan birokrasi, mendorong akuntabilitas dan transparansi, serta mampu mendorong kualitas sumber daya manusia.

Lain Fadhli lain pula pendapat Munarman. Sekretaris Umum Front Pembela Islam ini memandang bahwa kembalinya HRS ke tanah air membangkitkan rasa rindu umat terhadap akan munculnya keadilan. Antusiasme umat menyambut kedatangan HRS selain karena rasa cinta mereka pada sosok ulama, juga menyiratkan kerinduan akan munculnya sosok pemimpin yang bersandar pada syariat dan berani melawan kezaliman. Dan hal ini ditemukan pada sosok seorang HRS.

Namun ada saja pihak-pihak yang khawatir bahkan panik akan kembalinya HRS ke tanah air. Mereka adalah pihak-pihak yang tengah menikmati posisi dalam sistem peradaban yang berlaku saat ini. Mereka takut, kehadiran HRS akan memimpin arah perjuangan umat ini dalam mendobrak kezaliman. Untuk itulah mereka mencoba mati-matian untuk mengecilkan bahkan memotong akar rumput ini agar tidak memiliki kepemimpinan. (Mediaumat.news)

Saat ini umat tengah dilanda krisis kepercayaan terhadap penguasa. Hal ini wajar terjadi karena senantiasa menjadi objek penderita dari penetapan kebijakan yang seringkali tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Betapa pun mereka menjerit, para pengayom negeri seolah telah tertutup mata hati. Sekalipun rakyat meronta tak berdaya, tak sedikit pun penguasa mereka terusik rasa.

Kezaliman demi kezaliman terjadi tanpa ada satu pun yang kuasa menghalangi. Penguasa dan rakyat tak ubahnya sekedar penjual dan pembeli, kapitalis memang meniscayakan keuntungan materi diatas segalanya. Kebutuhan rakyat seolah tak ada arti dibanding kepentingan para cukong pemilik modal yang demikian rakus merampas kekayaan negeri ini.

Sekarang, ketika hadir sesosok ulama yang dikenal lantang menentang kezaliman, umat pun berharap banyak akan hadirnya kembali keadilan. Sulitnya hidup di tengah sistem kufur kapitalis, membuat mereka menaruh harapan besar akan hadirnya seorang pemimpin umat. Yang akan mengangkat mereka dari segala kezaliman dan keterpurukan.

Kehadiran HRS dengan gagasan revolusi ahlaknya menempatkan para pengayom negeri pada dilema. Jika kriminalisasi diteruskan maka mereka akan dihadapkan dengan gelombang umat yang telah jengah dengan kejahatan konstitusional yang telah dilakukan rezim. Misalnya peristiwa disahkannya UU omnibus law tanpa adanya naskah dan dibuat untuk kepentingan oligarki bukan demi rakyat.

Kerinduan dan kecintaan umat akan sosok ulama dilandasi oleh pemahaman mereka terhadap kedudukan ulama dalam pandangan Islam. Allah Swt. telah memberi gambaran akan kedudukan tinggi para ulama dalam pandangan Islam. Hal ini tercantum dalam al Qur’an juga sunnah:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya hanyalah ulama” (QS. Fathir:28)

“Ulama adalah pewaris para nabi” (HR. at Tirmidzi dari Abu ad Darda radiallahu anhu)

Hadirnya seorang ulama yang begitu gigih berdakwah menyuarakan kebenaran, membuat kerinduan akan munculnya sosok pemimpin dambaan semakin tidak tertahankan. Namun kepemimpinan yang diharapkan tentu harus berupa sistem kepemimpinan yang bersandar pada syariat, agar kelak lahir pemimpin yang bijak dan adil dan mampu membawa keselamatan dunia dan akhirat.

Revolusi ahlak yang dimunculkan haruslah ditujukan untuk mewujudkan peradaban tauhid yang tidak sekedar mengarah pada perubahan individual, namun lebih pada perubahan komunal yang akan mewujudkan tatanan kehidupan Islami yang akan meletakan ayat suci diatas konstitusi. Adapun proses mewujudkannya adalah dengan revolusi pemikiran. Sehingga yang dihasilkan adalah perubahan yang menyeluruh dalam sebuah sistem pemerintahan Islam.
Wallahu a’lam Bishawwab

Penulis: Irma Faryanti (Member Akademi Menulis Kreatif)
Editor: H5P

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos