Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Pernikahan Dini Salahkah?

933
×

Pernikahan Dini Salahkah?

Sebarkan artikel ini
Pernikahan Dini Salahkah?
Nida Fitri Azizah (Entrepreneur Muda)

TEGAS.CO., NUSANTARA – “Muda belia usiamu terpaut cinta belum saatnya, pernikahan dini bukan cintanya yang terlarang hanya waktu saja belum tepat merasakan semua”. Siapa yang tak kenal petikan lagu diatas dipopulerkan oleh Agnes Monica pada tahun 2001, berisi ajakan kepada kaum milenium untuk tidak melakukan pernikahan dini mengapa? Karna dinilai banyak menuai risiko dan lain sebagainya. Masih hangat ditelinga kita tentang pernyataan kepala Bappenas Suharso Monoarfa terkait pentingnya akses universal dalam layanan kesehatan reproduksi adalah prioritas, untuk mendukung rencana pembangunan jangka menengah RPJMN 2020-2024 (Kementerian Bappenas).

Pemerintah Indonesia sudah menandatangani perjanjian dengan United Nation Population Fund (UNFPA) rencana aksi program kerja sama yang didalamnya berisi 5 sasaran utama yaitu penurunan angka kematian Ibu, penyelenggaraan kesehatan Ibu, dan keluarga berencana yang berintegrasi.

Dalam perjanjian tersebut, ada beberapa hal yang mencuri perhatian publik diantaranya menghapus kematian ibu yang bisa dicegah kekerasan berbasis gender serta praktik berbahaya terhadap perempuan dan anak. Sederet argumen dikemukakan Pernikahan dini dianggap menghasilkan segala dampak tersebut.

Syariat Islam ditentang, Syariat Islam Diserang

Selama ini masyarakat dicekoki dengan ide kesetaraan gender yang merusak. Seolah olah penyebab kemiskinan, diskriminasi layanan publik, pelecehan seksual adalah karna belum diadopsinya ide tersebut. Sehingga terus saja mereka mengampanyekannya agar bisa diterima masyarakat luas. Walhasil para stake holder di negeri ini menjadikan ide tersebut sebagai sudut pandang dalam mengambil kebijakan. Padahal justru ide inilah yang membawa kaum wanita pada kemunduran dan keterpurukan, karna di dalamnya memuat persamaan hak antara laki-laki dan wanita. Padahal sampai kapanpun secara fitrah hak dan kewajiban antara pria dan wanita pasti akan berbeda.

Dari sini saja sudah terlihat bahwa ide kufur ini bukanlah dari Islam Pernikahan yang merupakan ibadah sepanjang hidup pun turut diserang barat dan sekutunya, mulai dari pembatasan umur menikah, larangan nikah dini karna dinilai meningkatkan risiko kematian ibu dan lain sebagainya. Disisi lain kran pergaulan bebas dibuka selebar lebarnya, difasilitasi bahkan ghorizatun nau (naluri melestarikan jenis) terus saja distimulus Astagfirullah.

Kalau sudah seperti ini Kehancuran keluarga Indonesia tidak dapat kita hindari. Sejatinya citra wanita yang dipandang rendah merupakan produk kolonial barat yang hanya menjadikan wanita sebagai barang komersial yang bisa diperdagangkan. Kondisi kaum perempuan yang saat ini terpuruk justru karna diterapkannya sistem kapitalis sekuler. Dan lagi Islamlah yang dijadikan kambing hitam dari semua permasalahan ini. Mereka kompak menarasikan bahwa budaya patriarki adalah berasal dari peraturan yang ada di dalam Islam, akhirnya para perempuan diarahkan berjuang untuk melepaskan diri dari aturan Islam Bahkan memunculkan phobia sendiri terhadap syariat Islam naudzubillah.

Paham Syariat Secara Utuh

Syariat pernikahan dalam Islam perlu dipahami secara utuh, sehingga tidak ada lagi pihak yang menuding Islam sebagai kambing hitam dari semua permasalahan yang ada. Mulianya Islam mengingatkan kita pada perlindungan Khilafah terhadap kaum perempuan sangat sering dikisahkan, karena telah menorehkan tinta emas dalam sejarah yang tidak akan pernah bisa dilupakan.

Tidak dijumpai dalam masa Khilafah berbagai tindak kekerasan dan pelecehan seksual apalagi kepada seorang perempuan. Seorang Muslimah berbelanja dipasar Bani Qainuqa, seorang Yahudi mengikat ujung bagian pakaian wanita tersebut, tanpa dia ketahui sehingga ketika dia berdiri auratnya tersingkap diiringi derai tawa orang-orang Yahudi di sekitarnya. Kemudian ia berteriak datanglah seorang sahabat menolong dan langsung membunuh pelakunya, namun orang-orang Yahudi mengeroyok dan membunuh sahabat tersebut.

Ketika berita ini sampai kepada Nabi Muhammad Saw, beliau langsung mengumpulkan tentaranya pasukan menggelung mereka secara rapat selama 15 hari. Hingga akhirnya Bani Qainuqa menyerah karna ketakutan. Hal serupa juga pernah terjadi pada masa khalifah Al Muhtasim Billah pembelaan Khilafah terhadap kehormatan perempuan di negeri amuria pasukannya panjang cepat dan tegas membela wanita tersebut.

Kisah seperti ini tidak akan pernah terwujud kecuali Islam tegak dalam institusi sebuah negara yakni Khilafah Islam. Jelaslah berbeda dengan kapitalis yang mengumbar harga diri wanita dengan sangat murah. Khilafah juga akan memberikan perlindungan dan pertolongan kapan saja dan dimana saja. Kaum perempuan sebagaimana kaum laki-laki keduanya berada dalam kemuliaan. Karna baik atau tidaknya perempuan menentukan baik atau tidaknya sebuah negara.

Perempuan memilik dua peran strategis mendidik generasi, menyiapkan generasi membangun peradaban perempuan juga memiliki peran amar makruf nahi munkar disektor publik. Negara pun wajib membiayai pendidikan, dalam Islam pendidikan adalah kebutuhan primer tanpa membeda bedakan laki-laki dan perempuan. Masing-masing berperan sesuai predikatnya sebagai manusia yang menentukan derajatnya adalah amal Sholeh dan ketakwaannya. Wallahu alam bishawab

Penulis: Nida Fitri Azizah (Entrepreneur Muda)
Editor: H5P

Terima kasih