Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
EkobishotelTegas.co Nusantara

Petani Garam di Jepara Sudah Mulai Panen 

785
×

Petani Garam di Jepara Sudah Mulai Panen 

Sebarkan artikel ini
Petani Garam di Jepara Sudah Mulai Panen 
Salah seorang petani garam sedang mengumpulkan hasil panennya menggunakan peruhu sampan FOTO : D S W

tegas.co., JEPARA, JATENG – Petani garam di Jepara sudah mulai panen. Meskipun demikian harga komoditas tersebut masih tinggi, perkilogram garam mencapai Rp3.500.

“Kita biasanya menghitungnya per tombong, beratnya sekitar 80 kilogram, harganya Rp280.000 di areal sawah garam. Namun kalau sampai di pedagang ya sampai Rp300.000 hingga Rp 400.000, itu termasuk perhitungan upah buruh dan sebagainya,”tutur Lafiq seorang petani garam, Senin (17/7/2017) di persawahan garam di Bulak Baru, Kedung.

Menurutnya, harga yang melonjak dipengaruhi stok garam yang memang kosong. Hal itu disebabkan pada tahun lalu, petani gagal panen karena cuaca yang tidak menentu. Pada keadaan normal, harga garam perkilogram hanya Rp 300 sampai Rp 500.

Ia mengatakan, untuk lahan garam berdimensi 12×30 meter, bisa menghasilkan garam antara 1,5 ton hingga 2 ton. Namun untuk saat ini jumlah produksi terbilang masih sedikit, karena dipengaruhi faktor cuaca.

“Bagi petani harga ini sangat menguntungkan, karena sebelumnya harganya sangat rendah,” tambahnya yang juga ketua Kelompok Usaha Bersama Tirta Petani.

Namun demikian, faktor cuaca juga sangat mempengaruhi produksi garam tahun ini. Hujan yang beberapa kali turun jelas berpengaruh pada kualitas garam. Lafiq menyebut, pada panenan kali ini kualitas garam cenderung tidak maksimal.

Hal itu juga diakui Sugiyono. Petani garam itu mengatakan, bulan Juli ini produksi garam memang belum maksimal. “Nanti kalau bulan Agustus kemungkinan sudah ada panas penuh sehingga produksinya bisa banyak. Kalau sekarang kadang masih ada hujan turun,” ucap warga Bulak Baru itu.

Petani garam di Jepara sedang memasuki masa panen. Meskipun demikian, harganya terbilang tinggi mencapai Rp3.500 per kilogram. Selain itu jumlah produksinya masih terbatas karena cuaca yang belum menentu.

D S W

PUBLISHER : MAS’UD

Terima kasih