Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita Utama

Pria Sebatang Kara di Kolaka Ini Hidup Sangat Memprihatinkan

694
×

Pria Sebatang Kara di Kolaka Ini Hidup Sangat Memprihatinkan

Sebarkan artikel ini

tegas.co, KOLAKA, SULTRA – Bio, seroang pria berumur 50 tahun yang tinggal di Lorong Merkuri, Kelurahan Kowioha, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra) hidup dalam kondisi memprihatinkan dan serba kekurangan disebuah gubuk bambu.

Pria Sebatang Kara di Kolaka Ini Hidup Sangat Memprihatinkan
Bio, seorang pria yang hidup sebatang kara tak pernah tersentuh bantuan pemerintah setempat. (Foto : Asdar/ Kolaka)

Pria yang sudah dua kali menikah tanpa dikarunia anak ini hidup dalam keterbatasan ekonomi di sebuah lahan kosong milik warga. Kedua istrinyapun pergi meninggalkannya beberapa tahun silam. Jika lapar, Bio hanya mengandalkan kopi hitam tanpa gula untuk mengisi perutnya.

Saat ditemui jurnalis tegas.co, Jumat (1/12/2017) sekitar pukul 08.00 Wita. Bio mengaku sudah puluhan tahun tinggal di Kecamatan Wundulako, namun acapo kali berpindah tempat hingga akhirnya menetap di Lorong Merkuri.

Didalam gubuk bambu sekira berukuran 2×3 meter, Bio menghabiskan sisa hidupnya, atap gubuknya yang terbuat dari terpal berkas membuat Bio harus rela menahan dingin saat hujan datang.

Meski hidup kekurangan, Bio mengaku tak pernah mendapat bantuan dari Pemerintah setempat, baik bantuan raskin, maupun jaminan kesehatan nasional atau KIS.

Namun demikian, ditengah kehidupannya yang serba kekurangan dan penuh keterbatasan, Bio tak ingin menyusahkan orabg lain termasuk pemerintah setempat untuk membebani biaya hidupnya.

Untuk bertahan hidup sehari-hari, Bio mengandalkan tenaga dengan membersihkan kebun milik warga dengan upah Rp 4000 per hari. Uang itulah yang digunakan oleh Bio untuk mengisi perutnya yang kosong. Namun jika tak ada panggilan, maka kopi hitam yang jadi pengganjal lapar.

“Saya sudah bersyukur bisa bertahan hidup pak. Saya pasrahkan semuanya kepada yang diatas,” ungkap Bio.

REPORTER : ASDAR LANTORO
EDITOR : WIWID ABID ABADI

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos