Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaButonDaerahKesehatanSultra

Imunisasi Rubella di Buton Capai 79 Persen

1113
×

Imunisasi Rubella di Buton Capai 79 Persen

Sebarkan artikel ini
Imunisasi Rubella di Buton Capai 79 Persen
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Sumardin. FOTO: SUPARMAN

tegas.co., BUTON, SULTRA – Pemberian faksin imunisasi rubella di wilayah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) sudah mencapai diangka 79,00 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Sumardin menjelaskan, dari 14 Puskesmas yang ada di wilayah Buton, yang masuk di atas target nasional sudah 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Wajajaya, Wakokili, Tuangila dan Puskesmas Lasalimu.

“Adapun 10 Puskesmas lainnya sementara ini mengejar sisa dari 15 hari kedepan, sehingga mudah-mudahan target nasional dari angka 95,00 persen itu bisa tercapai,” jelas Sumardin, ditemui kantor Bupati Buton, Senin (15/10/2018).

Dikatakannya, 10 Puskesmas yang belum mencapai target tersebut kendalanya karena pada hari-hari pelaksanaan imunisasi tidak berada ditempat, geografis tempat tinggal biasa agak sulit menerima informasi, serta masih ada masyarakat yang takut menggunakan faksin imunisasi rubella ini.

“Jadi langkah konkrit terhadap persoalan ini, yaitu dengan kita lakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menginggatkan sisa waktu berakhirnya imunisasi rubella pada 1 November 2018. Karena kalau masyarakat membiarkan usia sasaran dengan tidak membawah anak-anaknya nanti yang rugi bukan petugas kesehatan, melainkan masyarakat itu sendiri,” katanya.

“Karena dampak dari usia sasaran yang tidak menerima imunisasi itu adalah berdampak pada penyakit mata (katarak), pendengaran, jantung, otak dan masih banyak lagi,” sambungnya.

Kemudian selain berkunjungan dari rumah ke rumah, kata dia, pihaknya juga memintah dukungan Depag dan MUI serta Dinas Pendidikan setempat untuk mengajak masyarakat betul-betul sadar bahwa dengan adanya fatwa MUI, pemberian imunisasi rubella itu tidak apa-apa.

“Saat ini kita tinggal mintah dukungan dari Depag dan MUI sedangkan dari Dinas Pendidikan sudah bergerak. Sebab, sejauh ini dari Depag dan MUI ini belum maksimal bekerja sehingga kurangnya antusias masyarakat yang mau mimunisasikan anaknya,” tutupnya.

KONTRIBUTOR: SUPARMAN
PUBLISHER: SALAMUN SOFIAN

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos