Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaButonDaerah

Penanganan Konflik Sosial di Buton, Mabes TNI-AD Lakukan Kajian

949
×

Penanganan Konflik Sosial di Buton, Mabes TNI-AD Lakukan Kajian

Sebarkan artikel ini
Penanganan Konflik Sosial di Buton, Mabes TNI-AD Lakukan Kajian
Bupati Buton La Bakry didampinggi tim kajian Mabes TNI-AD Kolonel Inf Sudarmadi, Kapolres Buton AKBP Andi Herman, Kodim 1413 Buton, Kejari Buton, Kepala Pengadilan Buton dan masyarakat Sampobalo dan Gunung Jaya

Guna mengantisipasi penanganan konflik sosial dalam wilayah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, seperti yang terjadi 5 Juni 2019 antar Desa Gunung Jaya dan Sampobalo, Mabes TNI-AD dan Pemkab Buton lakukan kajian atau tatap muka, bertempat diaula kantor Bupati Buton, Selasa (16/7/2019).

Ketua tim kajian staf ahli bidang Dukat dan Bankeman Mabes TNI-AD Kolonel Inf Sudarmadi mengatakan, tim dari Mabes TNI-AD dengan maksud mengumpulkan data dalam rangka membuat kajian peran TNI-AD dalam penangganan konflik sosial akibat intoleransi dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan.

“Sehingga nanti TNI-AD kedepan mudah-mudahan akan lebih efektif dan didambahkan masyarakat,”ujar Sudarmadi ditemui awak media usai kegiatan tatap muka.

Kata Sudarmadi, tim tidak hanya di Buton, namun menyebar, ada di Kementrian, daerah-daerah, staf umum AD dan staf umum TNI, sehingga terkumpul data untuk diteruskan ke pimpinan tertinggi, yaitu Panglima TNI.

Lanjut dia, komando teritorial Kodim dan Korem itu nanti akan lebih efektif personilnya dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan Negara RI.

“Artinya lebih baik kita kerjakan itu mencegah sebelum terjadi konflik sehingga tidak terjadi,”ujarnya.

Dikatakannya, pihaknya sadari data pemicu bentrok di Buton sudah didapatkan. Diakuinya, pihaknya kurang turun kemasyarakat. Ke depan akan lebih banyak turun kemasyarakat terutama satuan komando kewilayaan seperti Kodim, Korem, Koramil atau Babinsa.

Menurutnya, hal itu bertujuan agar lebih mengetahui akan terindikasi adanya pertikaian atau perselisihan atar masyarakat.

“Idealnya satu desa satu Babinsa, namun karena kurangnya personil maka ada satu Babinsa tugas wilayahnya sampai 3 – 4 desa,”jelasnya.

Dari hasil pertemuan sudah tentu banyak yang didapat dan menjadi masukan, sehingga ini dapat menyempurnakan kajian.

Diharapkan, tidak terjadi lagi bentrok antar warga seperti yang terjadi beberapa bulan lalu. disarankan kepada masyarakat, janganlah sensitif untuk menyikapi segala sesuatu, terutama saat ini banyak perkembangan zaman dengan berkembangnya tekhnologi dan informasi, baik itu media sosial maupun media cetak serta berita yang tidak benar itu jangan sampai langsung ditanggapi dengan serius terlebih dahulu di cek kebenarannya jangan sampai itu hoax atau penyesatan yang tidak benar adanya

SUPARMAN

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos