Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
DaerahPendidikanTegas.co Nusantara

97 Guru di Probolinggo Honorer Tidak Lolos Tes Wawancara

958
×

97 Guru di Probolinggo Honorer Tidak Lolos Tes Wawancara

Sebarkan artikel ini

tegas.co, PROBOLINGGO, JATIM –  Pemerintah Kabupaten Probolinggo menggelar tes wawancara kepada guru honorer. Tes wawancara tersebut terkait empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD  1945, Bhinek Tunggal Ika dan NKRI. Adapun jumlah guru yang di wawancara sebanyak 2.467 guru. Dari jumlah peserta yang dilakukan tes wawancara, sebanyak 97 guru honorer dinyatakan tidak lulus, sementara yang dinyatakan lulus tersebut sebanyak 2.370 guru  honorer.

Guru Honorer sekabupaten probolinggo saat mengikuti tes wawancara terkait empat pilar kebangsaan. FOTO : ASL
Guru Honorer sekabupaten probolinggo saat mengikuti tes wawancara terkait empat pilar kebangsaan.
FOTO : ASL

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Probolinggo Drs. Ttutung Edy  Utomo mengatakan, guru Tidak Tetap  (GTT) se Kabupaten Probolinggo tersebut dilakukan tes wawancara terkaiy empaty pilar kebangsaan. Tes tersebut dimaksudkan adalah untuk menguji pengetahuan guru honorer terkait empat pilar kebangsaan.

“Dari hasil wawancara ke 2 467 guru honorer ada sebanyak 97 guru honorer yang dintakan tidak lulus,”ujarnya, kepada awak media ini saat di temui Probolinggo, Sabtu (14/5)./

Dikatakan, guru honorer atau GTT tersebut di angkat oleh Kepala Sekolah  masing-masing dan bukan di angkat melalui Kepala Daerah. Namun pemerintah dihadapkan dengan UU nomor 43 Tentang Kepegawaian.

“Yang mana GTT ini harus megantongi dan di sahkan oleh Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati membuat mekanisme dan cek and re cek dengan membuka pendaftaran dan di lakukan test administrasi bagi GTT yang sudah bekerja,”katanya.

Mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo ini mengaku test wawancara yang di gelar selama 2 hari dari hari sabtu 13/5/2017 sampai minggu 14/5/2017, bertujuan mengukur kemampuan para GTT, disamping itu juga pemerintah juga ingin mengetahui seberapa banyak kebutuhan tenaga pengajar di Kabupaten Probolinggo.

“GTT yang mengikuti test wawancara kebanyakan sudah mengabdi lebih dari 10 tahun,”Akunya.

Diharapkan dari kegiatan ini, para guru honorer agar pemerintah khususnya Pemkab Probolinggo dalam hal ini Bupati bisa lebih memperhatikan nasib para GTT, terlebih yang sudah mengabdi diatas 5 tahun untuk diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara.

ASL / HERMAN

Terima kasih