tegas.co., JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata berencana akan melakukan evaluasi untuk kebijakan bebas visa. Ditargetkan, evaluasi akan dilakukan pada April tahun ini. Menurut Arief, kebijakan bebas visa selama ini memberikan dampak positif bagi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Peningkatan pun secara rata-rata mencapai 18,87 persen pada setiap negara yang diberikan fasilitas bebas visa. Bahkan, dia setuju jika negara-negara yang telah mendapat kemudahan bebas visa namun tidak memberikan kontribusi, bisa dicoret dari daftar.
“April evaluasi mulai dilakukan, jadi setahun setelah pemberlakuan, pemberlakuan kan April kemarin. Kita akan evaluasi setahun setelah pemberlakuan. Nanti dilihat yang tidak berkontribusi kita akan evaluasi. Ada kemungkinan itu (dicoret), tapi tunggu setahun semua,” kata Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata, Jakarta, Sabtu, (14/1/17).
Arief pun menegaskan bahwa Indonesia harus melihat lebih jauh ke depan dengan memberikan kemudahan-mudahan bagi wisman. Seperti yang dilakukan Singapura dan Malaysia. Negara yang tidak memberikan kontribusi bagi peningkatan wisatawan ke Indonesia pun akan dievaluasi oleh pemerintah. Hanya saja, belum dipastikan apakah negara ini akan dicoret dari fasilitas bebas visa yang diberikan oleh pemerintah.
“Kita harus melihat ke depan, kalau Singapura, Malaysia lebih dari 150 negara yang bebas visa , jadi itu kan jadi pintu masuk bagi orang masuk. Jadi ibarat HP itu kartu perdananya, kalau pesaing kita beri kemudahan kartu perdananya makanya pulsa banyak, jadi kita harus mengerti kenapa wisman kita 9 juta sementara Malaysia bisa 25 juta, Singapura yang lebih kecil dari kita 15 juta. Itu karena orang lebih mudah mendapatkan kartu perdana, sekarang kita menuju ke arah sana. Kunjungan wisatawan mancanegara meningkat tajam,” ujarnya.
RUL/MAS’UD