Tim Inafis dibantu Gegana Brimob Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), menemukan tiga selongsong peluru di selokan tidak jauh dari tempat Muhammad Randi (21) tertembak saat demo penolakan RUU KPK dan RKUHP, Kamis (26/9/2019).
Temuan selongsong peluru itu, saat tim inafis melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Jalan Abdul Silondae, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (28/9/2019) sekira pukul 09.15 Wita.
Selengsong peluru ditemukan tidak jauh dari robohnya Randi, tepatnya di selokan yang bersebelahan dengan pagar tembok kantor Disnakertrans Sultra.
Kepala Biro (Karo) Penerangan Masyarakat (Penmas) Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan penemuan selongsong peluru itu.
“Nanti akan didalami tim inafis. Nanti selongsong peluru akan dicocokkan dengan proyektil yang dimiliki anggota Polri,” jelas Dedi Prasetyo saat ditemui awak media di Rumah Jabatan Gubernur Sultra.
Kemudian, tim dari Balistika akan menguji. Dari hasil uji Balistika, pasti akan ketahuan jenis amunisi dan jenis senjata yang digunakan.
“Pasti akan ketahuan, jenis senjata apa. Karena setiap senjata punya pabrik sendiri,” teagsnya.
Untuk diketahui, aksi penolakan RUU KPK dan RKUHP menewaskan dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yakni Muhammad Randi dan Muhammad Yusuf Kaedawi (19).
Dari hasil autopsi, dokter menyimpulkan Rand mengalami luka tembak yang mengakibatkan pembuluh darah pecah.
ODE