Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
DaerahTegas.co Nusantara

Ada Jenazah Digotong Pakai Sarung, Ini Kata Ketua DPRD Bantaeng

842
×

Ada Jenazah Digotong Pakai Sarung, Ini Kata Ketua DPRD Bantaeng

Sebarkan artikel ini
Ketua DPRD Bantaeng H Sahabuddin
Ketua DPRD Bantaeng H Sahabuddin

tegas.co, BANTAENG, SULSEL – Jenazah di Kampung Moti Desa Baji’minasa Kecamatan Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan  terpaksa harus digotong menggunakan sarung sejauh 3 Kilo meter dikarenakan tidak adanya fasilitas mobil ambulance.

Kejadian tersebut saat Jenazah Rabak (70) yang meninggal pasca terjatuh dari pohon di kebunya saat melakukan pemangkasan coklat di kebunnya, pada senin kemarin (18/9).

Jenazah tersebut kemudian oleh warga setempat menggotongnya dengan sarung, karena tidak adanya fasilitas ambulance untuk mengangkut jenazah tersebut. Kejadian ini sangat disayangkan oleh ketua DPRD Bantaeng H. Sahabuddin yang menurutnya harusnya pemerintah desa atau kecamatan untuk memberikan bantuan untuk meminjamkan mobil ambulance yang ada di Puskesmas atau di RSUD Kabupaten Bantaeng.

“Kasus ini tentunya sangat disayangkan, mengingat kondisi saat ini sudah serba ada fasilitas, tetapi masih ada juga jenazah yang harus digotong oleh warga dengan menggunakan sarung. Harusnya Pemerintah setempat dapat memfasilitasi warga untuk meminjamkan mobil ambulance yang ada di rumah Puskesmas Kecamatan atau di RSUD Bantaeng,” ujarnya kepada tegas.co, Senin (18/9).

Ditambahkan, kejadian ini akan menjadi perhatian bagi pemerintah dan DPRD untuk mendorong peran kepala desa dan camat untuk selalu memberikan perhatian kepada masyarakat yang tertimpa musibah.

“Saya kira dengan ADD yang ada di desa saat ini, kepala Desa dapat menggunakan dana tersebut untuk membeli fasilitas di desa, termasuk mobil ambulance,’ tandasnya.

Sementara itu dari pihka kelurga korban mengaku, mengangkut jenazah dengan sarung menuju rumah kediaman almarhum yang berjarak 3 kilo meter dari tempat kecelakaan itu dilakukan karena kepanikan dan tidak bisa berbuat apa-apa.

“Kami terpaksa menggotongnya dengan sarung, mengingat pasca ditemukan jenazah Almarhum di kebun coklat. Pihak keluarga tidak berpikir panjang dan langsung saja menggotongnya dengan kain sarung,” ujar Muhammad saleh salah satu kerabat korban.

Menurut Muhammad Saleh menggotong Jenazah dengan kain sarung di kampungnya sudah biasa dan sudah jadi tradisi, lagipula kami melihat fasilitas di puskesmas moti tidak dilenkapi dengan mobil mengangkut Jenazah.

“Kami lihat hanya ada satu mobil puskesmas keliling itu udah mogok mogokan nanti di dorong baru mesin nyala. Jadi kami memilih untuk menggotongnya saja,” katanya menamabhakan.

SYAMSUDDIN

PUBLISHER : HERMAN

error: Jangan copy kerjamu bos