Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
DaerahSultra

Akibat Banjir, Ratusan Ton Gabah Petani Rusak

974
×

Akibat Banjir, Ratusan Ton Gabah Petani Rusak

Sebarkan artikel ini

tegas.co, BUTON UTARA, SULTRA – Banjir yang melanda Kabupaten Buton Utara dalam beberapa pekan ini membuat petani mengalami kerugian besar, khususnya bagi petani sawah di desa Wa ode Angkalo Kecamatan Bonegunu. Kerugian itu adalah hasil panen padi sawah yang membusuk, curah hujan yang tinggi dan merendam padi sebelum dipanen.

gabah petani di desa wa ode Angkalo rusak karena terendam banjir dalam beberapa hari terakhir. FOTO ; MIRDAT
Gabah petani di desa Wa ode Angkalo rusak karena terendam banjir dalam beberapa hari terakhir.
FOTO : MIRDAT

Salah satu petani warga Desa Wa ode Angkalo I Wayan Canten mengatakan, sekitar 99 persen gabah petani rusak akibat hujan yang berkepanjangan menyebabkan gabah petani tumbuh dan berkecamba.

“Gabah petani banyak tumbuh karena tidak ada panas,  kebanyakan gabah masih dalam lahan,  ditenda-tenda maupun dapan karung kebanyakan sudah tumbuh, ” ujarnya kepada awak media ini saat ditemuyi dilokasi persawahan Desa Angkalo, Senin (5/6).

Pria asal Bali itu mengurai, sawah produktif di Desa Wa Ode Angkalo sekitar 250 kapling total luas keseluruhan sekitar 200 Ha karena dalam satu kapling rata-rata luasnya 75 are.  Dalam satu kapling sawah petani biasa memperoleh hasil sekitar 75 sampai 80 karung gabah atau sekitar tiga ton perkapling.

“Kita hitung saja  sawah produktif sekitar 250 kapling dikali misalnya  3 ton saja sudah ratusan ton gabah,” katanya berilustrasi.

Menurutnya, untuk saat ini gabah petani yang sudah aman dalam rumah dan tidak terancam rusak sekitar sepuluh orang petani yang lebih awal menanam sisanya masih dilahan dan sebgaian besar sementara panen.

Ia menambahkan, hasil pertanian khususnya padi sawah tahun ini anjlok dan mengalami kerugian cukup besar,  gabah yang tidak tumbuh atau berkecamba juga kualitasnya tidak normal seperti biasanya.

“Gabah yang tidak tumbuh yang sudah aman ditempatnya kualitas padinya juga turun harga jualnyapun turun,  misalnya warnanya jadi kuning atau kehitam-hitaman bahkan juga kelihatan putih tapi padi agak berasa atau aromanya kurang bagus semua ini karena kadar air gabah yang masih tinggi,” tandasnya.

MIRDAT / HERMAN

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos