Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaJakarta

BMKG: Peringatan Dini Tsunami di Lombok Dicabut

866
×

BMKG: Peringatan Dini Tsunami di Lombok Dicabut

Sebarkan artikel ini

tegas.co., JAKARTA (5 Agustus 2018) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat meminta warga Nusa Tenggara Barat (NTB) tetap tenang danwarga sudah dapat kembali ke rumah masing-masing, sebab peringatan dini Tsunami telah dicabut.

‘Tsunami yang terjadi level waspada, artinya ketinggian air dibawa 50 cm atau setengah meter,”imbuh Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (5/8).

Sebelumya BMKG RI menghibau agar menjauhi bibir pantai pasca gempa 7 Skala Richter (SR) mengguncang Lombok Utara pukul 18.46 WIB, Minggu (5/8).

Gempa yang berlokasi di 8.37 LS, 116.48BT dengan kedalaman 15 Kilometer tersebut berpotensi terjadinya tsunami.

“Meski prediksi gelombang paling tinggi hanya setengah meter, tapi kami minta masyarakat segera jauhi bibir pantai dan mencari tempat yang jauh lebih tinggi. Upayakan untuk tetap tenang dan tidak panik,” ungkap Kepala BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati di Jakarta.

Dwikorita mengatakan, gelombang tsunami yang tiba bisa saja berbeda-beda. “Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar,” tuturnya.

Diungkapkan, hingga saat ini BMKG terus memantau kondisi terkini pasca gempa dan berkoordinasi dengan pihak- pihak terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Terus kami pantau dari Pusat Gempa Nasional di Jakarta, termasuk potensi terus terjadinya gempa susulan,” terangnya.

WAWANCARA

https://tegas.co/wp-content/uploads/WAWANCARA-KEPALA-BMKG-RI.wma

Dwikorita memaparkan hingga pukul 19.51 WIB, telah terjadi 16 kali gempa susulan namun dengan magnitudo yang jauh lebih kecil. Namun demikian, Ia meminta masyarakat untuk terus waspada dan tidak mendiami bangunan atau rumah yang rawan runtuh. (*)

SUMBER: Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI

PUBLISHER: MAS’UD

error: Jangan copy kerjamu bos