Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
DaerahSultra

Bupati Pimpin Upacara Peringatan Kebangkitan Nasional di Butur

833
×

Bupati Pimpin Upacara Peringatan Kebangkitan Nasional di Butur

Sebarkan artikel ini

tegas.co., BUTON UTARA, SULTRA – Semangat kebangkitan Nasional kembali digelorakan diseluruh pelosok Negeri, dalam peringatan Hari kebangkitan Nasional Ke-109 tahun 2017 tingkat Kabupaten Buton Utara (butur) diikuti oleh segenap perangkat daerah setempat, dipimpin langsung Abu Hasan selaku bupati yang  digelar di lapangan Rajajin Kulisusu. Senin (22/5/2017).

Bupati Pimpin Upacara Peringatan Kebangkitan Nasional di Butur
Bupati Pimpin Upacara Peringatan Kebangkitan Nasional di Butur FOTO : MIRDAT

Selaku Inspektur Upacara Abu Hasan mengingatkan kembali mengenai Perjuangan Boedi Oetomo yang saat itu dipimpin oleh Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan Dokter Soetomo dan dilanjutkan oleh kaum muda pada tahun 1928 yang hingga melahirkan Soempah Pemoeda.

Melalui perjuangan yang tak kenal lelah tersebut, berakhir dengan berhasilnya diproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 1 Agustus 1945.

Sejak diproklamirkannya kemerdekaan, bangsa Indonesia telah berjanji dan berketepatan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam kondisi dan keadaan apapun.

NKRI adalah negara demokrasi berlandaskan ideologi Pancasila, yang menjungjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat yang hidup di tengah masyarakat.

Wilayah NKRI terbentang luas dari Sabang hingga Merauke, terdiri dari 17.508 pulau, dihuni oleh penduduk sebesar 254,9 juta jiwa dengan 1.331 suku bangsa, 746 bahasa daerah, dengan garis pantai sepanjang 99.093 km persegi.

Menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara tegaknya NKRI dari gangguan apapun, baik dari dalam maupun dari luar dengan cara menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.

Komitmen terhadap NKRI ini penting untuk ditegaskan kembali, kata Abu Hasan, mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkahpun surut.

Bahkan melalui kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme, misalnya, mendapatkan medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya.

Selain itu, juga menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. Munculnya kekerasan dan pornografi, terutama yang terjadi pada generasi yang masih sangat belia, adalah satu dari beberapa permasalahan kultural utama bangsa yang akhir-akhir ini mengemuka dan memprihatinkan.

Lagi-lagi, medium baru teknologi digital berperan penting dalam penyebaran informasi, baik positif maupun negatif, secara cepat dan massif.

Ketika berbicara tentang lanskap dunia dalam konteks teknologi digital tersebut, juga menghadapi problem kaburnya batas-batas fisik antara domestik dan internasinal. Potensi Pergaulan dan kerja sama saling menguntungkan akibat relasi dengan dunia Internasional tumbuh makin intens, tetapi juga sekaligus makin rendah terhadap penyusupan ancaman terhadap keutuhan NKRI dari luar wilayah negeri ini.

Tantangan-tantangan baru yang muncul di depan kita tersebut memiliki dua dimensi terpenting, yaitu kecepatan dan cakupan. Tentu tidak ingin kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat mengantisipasi kecepatan dan meluasnya anasir-anasir ancaman karena tak tahu bagaimana mengambil sikap dalam konteks dunia yang sedang berubah ini.

Oleh sebab itu dengan tema “Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional” peringatan hari Kebangkitan Nasional tahun 2017 ini. menunjukkan tantangan apapun yang dihadapi saat ini harus dijawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter.

Persaingan bukan lagi muncul dari tetangga-tetangga di sekitar lingkungan saja, sebaliknya justru inilah saat paling tepat bagi kita untuk bahu-membahu bersama sesama anak bangsa untuk memenangkan persaingan-persaingan pada arus global, karena lawan tanding semakin hari semakin muncul dari seantero penjuru dunia.

Sebagai satu kesatuan, mau tak mau harus bangkit untuk menjadi bangsa yang kompetitif dalam persaingan pada tingkat global tersebut.

Kini bukan saatnya lagi mengedepankan hal-hal sekedar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak produktif. Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru penuh inisiatif, bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang telah dipraktikkan selama ini.

Hanya karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan bermanfaat. harus membiasakan yang benar dan bukan sekedar membenarkan yang biasa.

Mantan Karo Humas Pemprov Sultra ini mengajak untuk memangkas segala proses pelayanan yang berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.  Bangun proses-proses yang lebih transparan. memberikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan.

Proklamator dan Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, pernah menekankan tentang pentingnya membangun karkater bangsa. Menurutnya”Membangun suatu negara, membangung ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap utamanya, membangun jiwa bangsa,”kata mengulang.

Tentu saja keahlian adalah perlu tambah Abu Hasan, tetapi keahlian saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan dapat mungkin mencapai tujuannya. Demikian juga tentang pentingnya kerja nyata, Bung Karno berpesan bahwa,”Amal semua buat kepentingan semua. keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan semua.

Semoga peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini juga memperbarui semangat Trisakti, berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Jika kita konsisten, saya yakin jalan kemandirian ini insya Allah akan membawa bangsa ini mengalami kebangkita yang selanjutnya, yaitu menjadi bangsa yang lebih jaya dan kompetitif dalam kancah Internasional.

Semoga dalam memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-109 tahun 2017 ini, kinerja kita semakin baik dan semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Teriring salam, doa penuh harapan kiranya kita semua senantiasa diberikan kemampuan untuk mempertahankan NKRI ini sampai kapan pun, demi kejayaan bangsa Indonesia.

MIRDAT

PUBLISHER : MAS’UD

Terima kasih