Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
EkobishotelSultra

BI Sultra : Cuaca Ekstrem Dorong Peningkatan Inflasi

800
×

BI Sultra : Cuaca Ekstrem Dorong Peningkatan Inflasi

Sebarkan artikel ini
BI Sultra : Cuaca Ekstrem Dorong Peningkatan Inflasi
BI Sultra : Cuaca Ekstrem Dorong Peningkatan Inflasi FOTO : ILUSTRASI I N T

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Juni 2017 Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami inflasi sebesar 3,24 persen, melonjak tinggi jika dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat 0,54 persen. Inflasi pada periode laporan terutama didorong oleh peningkatan harga komoditas bahan makanan, terutama komoditas sayur-sayuran dan ikan segar.

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) BI Sultra, Minot Purwahono menjelaskan, tekanan inflasi yang tunggi terjadi seiring dengan tingginya curah hujan pada bulan Mei dan Juni, sehingga mengganggu produksi dan distribusi komoditas sayuran dan ikan segar.

Selain itu, pencabutan subsidi listrik untuk kelompok pelanggan 900 VA golongan pasca bayar, juga turut mendorong inflasi pada bulan Juni. Inflasi tersebut jauh lebih tinggi, dibandingkan rata-rata inflasi bulan Juni dalam tiga tahun terakhir, yang tercatat sebesar 0,69 persen.

Hal ini juga merupakan inflasi bulanan tertinggi, yang terjadi di Sultra sejak terakhir kali terjadi pada bulan Juli 2013 lalu, yang waktu itu tercatat sebesar 5,10%.

“Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender di Sultra sampai dengan bulan Juni tercatat 4,45 persen, atau secara tahunan sebesar 5,21 persen, jauh meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya,” ungkap Minot dalam keterangan resminya, Kamis (6/7/2017).

Peningkatan tekanan inflasi kelompok bahan makanan, terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan komoditas sayur-sayuran, yang memberikan dengan andil sebesar 1,85 persen dan komoditas ikan segar dengan andil 0,70 persen.

Disebutnya, beberapa komoditas sayur-sayuran yang mengalami peningkatan signifikan antara lain adalah bayam, kangkung, kacang panjang dan sawi hijau. Sementara komoditas ikan segar yang mengalami inflasi utamanya adalah ikan kembung dan ikan cakalang.

“Perayaan Idul Fitri yang jatuh pada akhir periode laporan juga turut mendorong peningkatan permintaan masyarakat pada bahan makanan lainnya,” sambung Minot.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, selama bulan Ramadhan hingga Idul Fitri, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sultra meningkatkan intensitas kegiatan pengendalian harga, yang diwujudkan dengan melakukan pemantauan harga, melalui kegiatan pemantauan/sidak ke pasar, distributor, gudang BULOG dan pelabuhan.

Upaya lain yang dilaksanakan, iata dia, yakni menyelenggarakan pasar murah tahap II, pada periode H-6 sampai dengan H-3 Idul Fitri, untuk menekan spekulasi harga dan menjaga daya beli masyarakat. Di sisi komunikasi, TPID juga secara intens menyampaikan himbauan kepada masyarakat, untuk melakukan konsumsi secara wajar melalui media cetak dan elektronik.

“Menyikapi tingginya inflasi pada bulan Juni 2017, TPID akan segera berkoordinasi untuk merumuskan langkah strategis yang akan diambil, untuk mengantisipasi trend peningkatan inflasi, utamanya pada kelompok bahan makanan,” tutupnya.

LM FAISAL

PUBLISHER : MAS’UD

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos