Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaButonDaerahKesehatan

Daun Kelor Beracun

3818
×

Daun Kelor Beracun

Sebarkan artikel ini
Daun Kelor Beracun
FOTO: I L U S T R A S I

Sebanyak Tujuh orang warga Kelurahan Kombeli, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, diduga keracunan akibat konsumsi sayuran daun kelor.

Keluarga korban, La Binda (50) mengatakan, adapun kronologis, Selas (18/6/2019) malam sekitar pukul 20.00 wita, salah satu korban belanja di pasar sayur kelor.

Satu jam kemudian setelah mengkonsumsi daun kelor itu, mereka mulai merasa mual dan muntahber.

“Saat mengkonsumsi (daun kelor) satu jam kemudian mereka merasa mual, muntahber sampai siang,”jelas La Binda, ditemui di ruang UGD RSUD Buton, Rabu (19/6/2019).

Esokan harinya sekitar pukul 14.00 wita korban dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton, untuk dilakukan pertolongan.

Lanjut La Bandi, tujuh orang ini adalah merupakan satu keluarga yang terdiri dari Nenek, anak dan lima orang cucu.

Mereka menduga, penyebab muntahber dan mual itu dikarenakan daun kelor yang dikonsumsinya, sebab tak ada konsumsi lain selain sayur itu dan nasi.

Anehnya daun kelor tersebut, tingkat keawetannya bertahan lama dan tetap kelihatan segar, walaupun sudah satu malam.

“Biasanya kan daun kelor itu, kalau sudah satu malam disimpan sudah mulai layu dan pada rontok. Tapi ini, sampai sekarang daun kelor tersebut masih awet dan segar,”ujarnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Buton, Ramli Code menjelaskan, untuk membuktikan pasien keracunanan makanan perlu ada pemeriksaan dari laboratorium.

“Kita tidak bisa buktikan keracunanan makanan sebelum periksa di laboratorium. Kita belum bisa sebut itu keracunanan makanan, sebelum sampel makanannya diambil dan diperiksa di laboratorium,” ujarnya kepada wartawan.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya telah memberikan perawatan di ruang UGD sesuai dengan keluhan pasien. Kemudian diambil sampelnya.

Sampel yang diambil pemeriksaan akan dilanjutkan ke laboratorium Dinas Kesehatan.

“Jadi kami akan laporkan ke Dinas Kesehatan, karena kami tidak memiliki hak,”tutupnya.

SUPARMAN

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos