Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita Utama

Layakah K pop Jadi Inspirasi?

607
×

Layakah K pop Jadi Inspirasi?

Sebarkan artikel ini
Rini Astutik (Pemerhati Sosial)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Akhir ini musik Korea atau yang lebih kita kenal dengan istilah K pop banyak sekali digandrungi generasi muda kita. Mulai dari makanan, mode, drama, gaya bicara, musik dan lagu-lagunya ini mendapatkan tempat didalam negeri. Sehingga wakil presiden Ma’ruf Amin berharap tren k pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia untuk lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional.(PRFMNEWS 20/9/2020).

Selain lewat industri hiburan, Ma’ruf mengatakan hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea juga semakin diperkuat pada sektor ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga sangat diharapkan agar wisatawan Korea juga semakin banyak untuk datang ke Indonesia.

Pernyataan Ma’ruf Amin menuai kritikan dari musisi Ahmad Dhani sekaligus politikus dari partai Gerindra.

”Seharusnya sebelum mengeluarkan statement diskusi dulu sama saya sebagai orang yang sangat paham industri musik ” menurut Dhani musisi Indonesia berkualitas dan kreatif. Hanya saja mereka tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.(detikNewsBerita 20/9/2020).

Di Korea sendiri k pop sangat mendapatkan perhatian dari pemerintahnya tujuannya guna mengangkat industri musik sampai go internasional ke kancah dunia, sehingga dari sinilah pertumbuhan ekonomi mampu mengangkat pendapatan negaranya. Tidak itu saja pemerintah Korea juga menanamkan kecintaan budayanya kepada warga negaranya.

Hal ini dilakukan agar jika melihat dan bahkan menggandrungi budaya yang datang dari asing tidak serta merta langsung diadopsi. Mereka akan belajar dan mengamati apakah ini bisa ditiru sehingga mereka akan melakukan hal yang sama bahkan mampu mengungguli budaya asing. Mereka dicetak tidak menjadi generasi budak cinta pada sesuatu hal apapun.

Sehingga dari sinilah menurut Pak Ma’ruf Aa’min agar masyarakat Indonesia bisa mengambil inspirasi dari K pop atau budaya Korea untuk mengembangkan usaha dibidang permusikan, hiburan, seni dan budaya. Yang menjadi pertanyaannya kenapa harus budaya asing yang berasal bukan dari Islam?.

Sungguh sangat ironis sekelas wakil presiden yang notabene dikenal sebagai salah satu ulama justru menganjurkan agar generasi muda kita mengikuti dan terinspirasi dengan cara hidup orang-orang kafir yang notabene hidup secara hedonis sekuler dan liberal. Dampaknya akan sangat berbahaya bagi generasi muda kita, tidak hanya akan menjadi generasi pengekor namun akan menjadi generasi yang mengejar materi semata sehingga semakin jauh dari tuntunan agama.

Mengingat generasi muda kita saat ini masih banyak yang belum memahami jati diri bangsanya. Akibatnya, masih sangat rentan dan labil serta mudah menerima budaya dari asing tanpa adanya filter sehingga sangat kagum , menganggap hebat dan latah mengikuti bahkan mengidolakan budaya asing tersebut.

Tidak dipungkiri K pop menghasilkan banyak materi bagi para pelaku industrinya, namun sangat rentan terjadinya kerusakan lifestyle, salah satunya makin banyaknya kasus bunuh diri yang menimpa artis mereka akibat pembulian oleh para hatters mereka, belum lagi kasus skandal seksual yang menimpa para artisnya, kontrak kerja ala budak yang jangka waktunya 7 sampai 15 tahun dimana tidak ada jaminan apakah mereka bisa bergabung dalam group band tersebut, tuntutan pekerjaan juga memaksa para artis Korea untuk melakukan operasi plastik pada wajah dan tubuh mereka.(CNBC Indonesia15/10/2019).

Jika dilihat secara materi Korean wafe memang menghasilkan devisa yang cukup besar bagi negaranya. Akan tetapi banyak menimbulkan kerusakan dan kemudhorotan sampai ke penjuru dunia. Apakah hal yang demikian pantas untuk kita jadikan inspirasi, sungguh sangat tidak layak jika budaya yang berasal bukan dari Islam dijadikan tuntunan, sehingga dari semua fakta yang ada tidak akan mampu memberikan kebaikan pada kita.

Kekaguman dan kecintaan pada mereka hanya akan menimbulkan petaka bagi kita. Bukankah Rasulullah SAW juga berkata bahwa seseorang kelak akan bersama dengan orang yang ia cintai. Dalam Hadist yang lain juga disebutkan.

”Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”( HR Abu Daud dan Ahmad). Lalu masihkah kita akan mengidolakan mereka yang sudah sangat jelas kelak mereka tidak akan memberikan syafaat bagi kita.

Jika melihat banyaknya fakta kerusakan maka disinilah peran negara diperlukan guna mencetak generasi emas penakluk dunia, bukan hanya sekedar generasi penghamba materi bahkan generasi pembebek bagi budaya bangsa lain, negara seharusnya mendorong kreativitas generasi muda kita dengan ditanamkan nilai-nilai Aqidah melalui kurikulum dan pendidikan berbasis Islam. Sebab hanya dengan sistem Islam yang mampu melahirkan generasi pemimpin peradaban yang kelak mampu menyelesaikan berbagai permasalahan ditengah-tengah umat.

Sebab dalam Islam generasi muda kita akan dididik dan dipersiapkan menjadi generasi khoiru ummah bersyaksiyah Islamiyah (memiliki kepribadian Islam) yang meliputi aqliyah ( pola pikir) dan nafsiyah ( pola sikap) dengan bekal ilmu dan pembentukan mental yang sehat dan kuat, ditopang dengan pembentukan sikap dan nafsiyah yang mantap, kehidupan generasi kita sudah bisa dipastikan jauh dari kehidupan hura-hura dan hedonis apalagi materialistis.

Islam juga mengatur seluruh aspek kehidupan termasuk dalam mencari inspirasi baik itu idola maupun panutan. Islam tidak mematikan kreativitas, namun selalu mengarahkan agar kreativitas tersebut berjalan sesuai dengan tuntunan syariat. Islam juga tidak melarang untuk mengambil madaniyah ( bentuk fisik), tetapi Islam melarang mengambil hadharah (pandangan hidup).

Oleh karenanya sebagai seorang muslim yang beriman dan bertakwa cukuplah Rasulullah SAW sebagai panutan dan idola bagi kita karena melalui syafaatnya kita nanti akan mendapatkan keselamatan tidak hanya kehidupan didunia saja tapi kelak sampai di akhirat. Wallahu A’lam Bishowabh.

Penulis: Rini Astutik (Pemerhati Sosial)
Editor: H5P