Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Opini

Gizi Buruk Marak Terjadi, Butuh Perhatian Pemerintah

309
×

Gizi Buruk Marak Terjadi, Butuh Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini
Nurmianti Sulis (Mahasiswi Universitas Halu Oleo)
Nurmianti Sulis (Mahasiswi Universitas Halu Oleo)

TEGAS.CO., NUSANTARA – Gale Saputra berusia 9 tahun hanya bisa terbaring tanpa daya di atas tempat tidur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bahteramas Kota Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra). Dua buah selang infus pun terlihat menempel di tangan kanan dan hidungnya.

Lima hari sudah Gale berada di RSUD, menjalani perawatan intensif dari pihak dokter dan perawat. Bocah tersebut nampak ditemani oleh seorang perempuan muda, bernama Sri Endang. Tubuh Gale nampak kering, tulang belulangnya menonjol terbungkuskan kulit. Tatapannya sayup dan kosong, sesekali meringis menahan sakit tatkala salah satu anggota tubuhnya digerakkan.

Sri Endang yang merupakan seorang relawan yang menemani Gale di RSUD, bercerita, Gale pertama kali diketahui menderita gizi buruk, saat ia dibawa Ibunya ke Desa Lalonggombuno, Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe. Saat itu Endang belum mengetahui tentang keberadaan Gale, hingga akhirnya setelah seminggu berada di kampung tersebut salah seorang warga setempat memposting kondisi anak itu di sosial media.

Usai mendapat kabar tersebut, Endang bersama dengan warga setempat kemudian mendatangi rumah Marta untuk mengecek kondisi Gale. Ia kemudian kaget mendapati kondisi anak itu yang terlihat sangat memprihatinkan, ia pun berinisiatif untuk membawa Gale ke RSUD.

Dari hasil pemeriksaan dokter, Gale didiagnosa menderita sakit marasmus atau gizi buruk. Walau begitu, ia juga tidak mengetahui secara jelas apa yang menyebabkan Gale menderita gizi buruk. Selama beberapa hari menjalani perawatan, kondisi Gale berangsur membaik. Tubuh mungilnya kini sudah dapat merespon rasa nyeri, yang sebelumnya tidak dapat dirasakannya.

Selama proses perawatan di RSUD Bahteramas, seluruh biaya Gale ditanggung oleh PJKP (Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan) yang merupakan himpunan relawan kemanusiaan. Menurut Endang, seluruh biaya pengobatan Gale telah ditanggung, hingga dinyatakan benar-benar sembuh dan sehat. (ZonaSultra.Com/4/10/2020).

Sistem Islam Meniadakan Gizi Buruk

Kondisi perekonomian masyarakat yang berada di bawah ambang angka kesejahteraan sangat berpengaruh besar terhadap asupan gizi sebuah keluarga. Tak sedikit keluarga dengan kondisi ekonomi tersebut mengkonsumsi makanan sehari-hari dengan seadanya, dan sangat fatal berdampak pada asupan gizi anak-anak mereka. Karena tidak memiliki uang maka makanan yang dikonsumsi hanya bersifat mengenyangkan saja, atau hanya mengandung karbohidrat tanpa unsur gizi lainnya seperti vitamin, protein, dan lain sebagainya.

Hal ini diperparah dengan kurangnya edukasi pemanfaatan potensi sumber daya sekitar sebagai bahan makanan, sehingga dengan tanaman pangan seadanya dapat dijadikan makanan yang memenuhi unsur gizi.

Gizi buruk dalam sistem Kapitalis-Sekuler seperti saat ini merupakan suatu keniscayaan (pasti terjadi), mengingat pada sistem ini masyarakat dibiarkan bersaing secara mandiri dan sebebas-bebasnya, dengan minimnya campur tangan pemerintah. Tidak heran yang menang tentunya yang memiliki potensi dan sumberdaya, dengan kata lain yang kaya semakin kaya dan sebaliknya yang miskin semakin miskin.

Kondisi seperti ini semakin diperparah dengan adanya sikap individualistik dari masyarakat dan tidak amanahnya pemerintah dalam mengemban tanggung jawabnya untuk mensejahterakan masyarakat. Berbeda dengan sistem Islam, yang mana ukhuwah (tali persaudaraan) antar sesama muslim sangat dijaga, seperti sabda Rasulullah Saw, “Perumpamaan orang-orang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam” (HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw juga bersabda “Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sungguh-sungguh tawakal kepada-Nya, sungguh kalian akan diberikannya rezeki oleh Allah sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung. Pagi hari burung itu keluar dalam keadaan perut kosong, lalu pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.”

Dengan didukung adanya pemimpin yang amanah dalam menjalankan pemerintahan. Pastinya, tidak akan ada lagi kasus gizi buruk seperti yang dialami bocah Gale. Sebagaimana yang dicontohkan Khalifah Umar bin Khaththab, yang rela memikul sendiri karung beras untuk warganya yang kelaparan. Semoga saja pemerintah saat ini segera menyadari bahwa sistem pemerintahan yang dianut (kapitalis-sekuler) tidak sebaik sistem Islam. Dan mereka dapat segera menerapkan sistem Islam. Wallahu’alam bishowab.

Penulis: Nurmianti Sulis (Mahasiswi Universitas Halu Oleo)
Editor: H5P

error: Jangan copy kerjamu bos