Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Adat BudayaBerita UtamaSultra

Imlek Tahun Ini, 8 Festival Budaya Orang Tionghoa Dirayakan

3080
×

Imlek Tahun Ini, 8 Festival Budaya Orang Tionghoa Dirayakan

Sebarkan artikel ini

tegas.co., KENDARI, SULTRA – Imlek tahun ini, kita jumpai berbagai festival budaya Tionghoa, seperti, Festival Tahun Baru Imlek ( 春节 ; Chun Jie), Festival Cap Go Meh ( 元宵节 ; Yuan Xiao Jie), Festival Ceng Beng ( 清明节 ; Qing Ming Jie), Duan Wu ( 端午节 ; Duan Wu Jie), Qi Xi ( 七夕 节 ; Qi Xi Jie), Tiong Ciu ( 中元节 ; Zhong Yuan Jie), Chong Yang ( 重阳节 ; Chong Yang Jie), Ronde ( 冬至 节 ; Dong Zhi Jie).

Imlek Tahun Ini, 8 Festival Budaya Orang Tionghoa Dirayakan
Festivel Qi Xi memperingati kidah romantis antara pria penggembal Niu Lang dan Shi Nu sigadis penenun FOTO: http://www.tionghoa.info

Budaya Tionghoa merupakan budaya yang paling kompleks dan sudah tersebar ke berbagai penjuru dunia seiring dengan banyaknya orang China yang memilih untuk bermigrasi ke luar negeri. Budaya Tionghoa berputar dari luhur, kebiasaan dan bakti ke leluhur.

Meski budaya Tionghoa adalah salah satu kebudayaan yang paling tua di dunia, yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu, tapi budaya Tionghoa mampu bertahan saat saat ini. Berikut beberapa kebudayaan yang masih dibawa dan dilakukan saat ini:

  1. Festival Tahun Baru Imlek ( 春节 ; Chun Jie)

Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Semi biasanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa hingga kini dengan sangat meriah, dengan berbagai macam pernak-perniknya, seperti lampion merah, ditempelkan kertas merah bertuliskan ‘FU’ , dipersiapkan angpao , sampai pesta kembang api dan tarian naga serta barongsai .

Ini adalah hari raya yang berhubungan dengan pergantian musim, dari musim dingin ke musim semi. Karena musim semi dihitung sebagai musim pertama dari 4 musim yang ada, maka berdasarkan penanggalan Imlek, hari pertama mulainya musim semi adalah hari pertama penanggalan tahunan.

  1. Festival Cap Go Meh ( 元宵节 ; Yuan Xiao Jie)

Festival Yuan Xiao atau biasa dikenal dengan perayaan Cap Go Meh jatuh setiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek . Sama dengan nya imlek diatas, perayaan Cap Go Meh ini juga dirayakan dengan sangat meriah di beberapa negara yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Mantra yang ada dalam Festival Cap Go Meh ini adalah pertunjukan pertunjukan tarian barongsai, naga (liong), atraksi beladiri wushu ,  pergelaran alat musik tradisional China, pertunjukan tarian khas negeri Tiongkok, dan sebagainya.

Bahkan di Indonesia, festival Cap Go Meh ini dilakukan upacara kirab atau turun ke jalan raya dengan menggotong Kio / usungan yang diisi / muat arca para Dewa. Bahkan, di beberapa kota di tanah air, seperti di daerah Jakarta dan di Manado, ada atraksi ‘lok thung’ atau ‘thang sin’.

Dimana ada seseorang yang sedang menengah, dimana biasanya akan melakukan beberapa atraksi sayat lidah, memotong lengan / badannya dengan sabetan pedang dsb, dan dipercaya telah dirasuki roh Dewa / i untuk memberi berkat bagi umatNya. Ikuti informasi selengkapnya mengenai Festival Cap Go Meh .

  1. Festival Ceng Beng ( 清明节 ; Qing Ming Jie)

Festival Qing Ming atau Ceng Beng adalah hari di mana masyarakat Tionghoa melakukan ziarah ke kuburan leluhurnya (orang tua, sanak keluarga) sekalian bersihnya dan bersembahyang di makam sambil membawa buah-buahan, kue, makanan, dan karangan bunga.

Hari Ceng Beng biasanya jatuh pada tanggal 5 April kalender Masehi. Kegiatan ini bentuknya sebagai bentuk penghormatan (mengenang) kepada leluhur atau keluarga yang telah meninggal. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival C eng Beng.

  1. Festival Duan Wu ( 端午节 ; Duan Wu Jie)

Festival Duan Wu sudah ada sejak tahun 2000 yang lalu. Hingga saat ini, ada 2 kegiatan yang terus dilakukan masyarakat Tionghoa, saatnya makan Bak Chang dan perlombaan perahu naga .

Salah satu asal usul dari festival Duan Wu ini adalah untuk mengenang patriot Qu Yuan yang mati bunuh diri dengan terjun ke sungai karena kecintaan dan kesetiaannya pada negara / dinasti Chu. Festival ini dilangsungkan setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

  1. Festival Qi Xi ( 七夕 节 ; Qi Xi Jie)

Festival Qi Xi atau biasa disebut dengan Festival Qi Qiao yang romantis dalam tradisi dan kebudayaan Tionghoa. Bahkan festival ini dikatakan sebagai hari valentine  nya masyarakat Tiongkok. Festival Qi Xi ini memperingati kisah romantis antara pria penggembala Niu Lang dan Zhi Nu si gadis penenun yang menurut cerita hanya bisa conduskan dari musim.

Festival ini jatuh setiap tanggal 7 bulan 7 penanggalan Imlek. Pada Malam Festival Qi Xi, gadis-gadis muda melakukan permohonan dan doa agar dapat meningkatkan diri mereka dan juga memohon sukses suami istri yang setia dan baik serta mencintainya.

  1. Festival Tiong Ciu ( 中元节 ; Zhong Yuan Jie)

Festival musim gugur atau biasa disebut dengan Tiong Ciu Pia (makan kue pia / kue bulan), adalah hari raya panen. Festival ini dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek. Festival musim gugur dimulai zaman dinasti Xia dan Sheng (2000-1600 SM).

Pada dinasti Zhou, rakyat tersandung dengan memuja bulan. Pada dinasti Tang, tradisi itu lebih jelas dan merakyat. Pada dinasti Song selatan (1127-1279 M), orang mulai mengirimkan kue bulan yang bergambar kelinci ke rekan dan keluarga sebagai simbol keutuhan keluarga.

Pada malam hari mereka berjalan-jalan bersama-sama dan menikmati danau menikmati rembulan. Pada dinasti Ming dan Qing, tradisi ini menjadi lebih populer. Muncul beberapa kebiasaan seperti menanam pohon musim gugur, gua lentera dan tari naga.

Tradisi yang paling utama yang sampai sekarang masih ada adalah bersama keluarga untuk menikmati bulan sambil menikmati penganan biasa kue bulan sambil meminum arak (minuman keras khas negeri Tiongkok) atau teh. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival Tiong Ciu Pia .

  1. Festival Chong Yang ( 重阳节 ; Chong Yang Jie)

Festival Chong Yang jatuh pada setiap tanggal 9 bulan 9 penanggalan Imlek (Hokkian: kaw-kaw). Festival Chong Yang yang memiliki arti Panjang umur ini juga dirayakan sebagai Hari Lansia (Lanjut Usia) oleh Warga Tiongkok.

Menurut kitab I Ching, angka sembilan memiliki sifat ‘Yang’ atau positif. Sementara angka sembilan 九 (Jiǔ) adalah angka tertinggi dari angka-angka yang lain, dan memiliki bunyi yang sama dengan ‘Jiu-Jiu’ yang berarti ‘lama-lama’, jadi sering d iartikan sebagai umur panjang.

Festival Chong Yang paling ramai diadakan di Hong Kong dan Tiongkok daratan. Pada festival Chong Yang, orang sering berkumpul untuk berpesta bersama, menikmati bunga krisan, selamat gunung dan makan kue spesial. Festival ini juga dikenal dengan istilah ‘double nine Festival’.

  1. Festival Ronde ( 冬至 节 ; Dong Zhi Jie)

Festival Musim Dingin, atau di Indonesia lebih dikenal dengan Festival Ronde jatuh setiap tanggal 22 Desember kalender masehi. Pada festival ini biasanya orang akan membuat kue onde dan bersama keluarga. Asal usul festival ini bisa ditelusuri kembali ke filsafat Tao ‘Yin dan Yang’ sebagai keseimbangan dan harmoni dalam alam semesta. Baca; http://www.tionghoa.info/8-festival-budaya-orang-tionghoa/

Festival ini mulai dirayakan pada zaman dinasti Han (206-220 SM). Pada zaman sekarang ini festival musim dingin dirayakan dengan sangat meriah seperti di Harbin. Bahkan kota yang terletak paling utara Cina ini menjadi salah satu tempat dari tempat-tempat yang diselenggarakan festival es dan salju di dunia.

Secara turun temurun, festival ini menjadi saat berkumpul bagi seluruh anggota keluarga dengan satu kegiatan utama yang dilakukan (tangis untuk keluarga-keluarga di Tiongkok selatan dan perantauan), yaitu bangunlah dari orangutan, orang Indonesia bangsawan ronde) yaitu sapi berbentuk bola- bola dari beras ketan yang melambangkan persatuan.

Tang Yuan dibuat dengan warna-warna yang cerah, masing-masing anggota keluarga mendapat tambahan satu bola TangYuan tahan besar disamping beberapa lainnya yang membawa kecil. Berikut informasi selengkapnya mengenai Festival Dong Zhi .

Selain festival-festival diatas, masih banyak juga festival budaya Tionghoa yang lain, seperti festival hantu  yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 Imlek. Nah tugas kita sebagai generasi penerus Tionghoa untuk tetap melestarikan budaya Tionghoa di negara tercinta kita ini.

SUMBER ASLI

PUBLISHER: MAS’UD

Terima kasih

error: Jangan copy kerjamu bos