tegas.co,, YOGYAKARTA – Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya para massa aksi yang tergabung dalam Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) diterima secara hangat oleh pihak perwakilan Pemda DIY, Selasa (16/5/2017) siang. Kurang lebih 15 orang peserta aksi diterima diruang administrasi lama Satpol PP Yogyakarta.
Kasi Ketentraman dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Daerah Istimewa Yogyakarta, Drs. Nur Hidayat, MM menuturkan, masukan-masukan yang telah diterima akan disampaikan langsung kepada pejabat yang berwenang.
“Masukan-masukan jenengan semua akan kita sampaikan kepada beliau yang lebih tinggi dan kompeten, karena fungsi kami Satpol PP hanya menjembatani dari masyarakat, ormas, parpol dan lainnya” tuturnya.
Ia mengakui, Satpol PP harus selalu antisipasi terhadap percikan-percikan seperti ini dengan melakukan pendeteksian dini.
“Percikan-percikan seperti ini harus kita antisipasi dan kita deteksi dini, karena posisi Satpol PP itu ada tiga, menjaga ketertiban masyarakat, penegakkan Perda, dan perlindungan masyarakat, itu tiga kunci yang kami pegang sehari-hari”ungkapnya.
Nur Hidayat menerangkan, fenomena-fenomena yang muncul di Jogja semua pihak harus selalu tanggap karena itu semua urusan kita berasama, dari masyarakat, ormas hingga parpol dan lainnya.
“Kalau melihat fenomena intoleran yang muncul di Yogja itu semua pihak memang harus koreksi ya, ini kan tidak melulu urusan Pemerintah. Masyarakat, ormas dan lainnya, harus selalu tanggap karena ini urusan kita bersama sehingga semua masalah dapat diantisipasi secara dini” pungkasnya.
Satpol PP menerima aspirasi dari aksi yang dilakukan Makaryo dengan berdiskusi dan melihat cuplikan video yang diduga ada tindak kekerasan ketika terjadi pembubaran paksa pameran Tribute to Widji Thukul yang digelar Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia lalu.
Makaryo menitipkan barang bukti kepada pihak Satpol PP DIY berupa dua keping Video CD untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang.
NADHIR ATTAMIMI
PUBLISHER : MAS’UD