tegas.co, KENDARI, SULTRA – Dalam rangka mengoptimalkan kinerja pengendalian inflasi daerah, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sultra menggelar high Level meeting, di salah satu Hotel di Kendari. Kamis (9/3).
Agenda tersebut dihadiri Gubernur Sultra Nur Alam, Ketua DPRD Provinsi Sultra Abdurahman Saleh,Kepala Perwakilan BI Sultra dan Ketua TPID Sultra Lukman Abunawas serta aanggota TPID kabupaten/kota.
Gubernur Sultra, Nur Alam mengatakan, meskipun inflasi Sultra pada tahun 2016 lalu dapat dikendalikan, bukan berarti persoalan inflasi dikatakan selesai, karena pada dasarnya bumi anoa masih menghadapi sejumlah program swasembada.
“Berdasarkan laporan yang saya terima, penyumbang inflasi merupakan komoditas-komoditas yang sebenarnya dihasilkan di daerah sendiri seperti beras dan sayuran,” ujar Nur Alam
Menurut dia, TPID perlu melakukan penelusuran agar dapat menjawab semua persoalan yang dihadapi. Melalui TPID, dirinya juga berharap agar keseimbangan harga di pasar dapat terjaga, sehingga produksi dan laju pertumbuhan ekonomi dapat berjalan secara balance.
“Mengurus inflasi ini tidak mudah, sehingga kontrolnya langsung ke pak Presiden dan Bank Indonesia,” jelas mantan Wakil Ketua DPRD Sultra.
Ketua TPID Sultra, Lukman Abunawas mengungkapkan, tingkat inflasi daerah di awal tahun 2017 ini mengalami penurunan, bila dibanding pada tahun 2016 lalu. Persentasenya berada di bawah rata rata nasional.
“Begitupila laju pertumbuhan ekonomi Sultra, yang mengalami peningkatan, yang juga melampui dari angka nasional,” beber Sekprov Sultra ini.
Lukman menerangkan, khusus untuk di tujuh daerah kepulauan Provinsi Sultra, mengalami perkembangan pesat pada sektor perdagangan dan industri. Salah satunya adalah Baubau ditunjuk sebagai daerah yang mampu mengembangkan laju pertumbuhan perekonomian, dan menurunkan inflasi daerah.
“Kami juga memberikan penghargaan kepada Pemkab/Pemkot yang betul-betul bekerja, dalam rangka memacu laju pertumbuhan perekonomian secara signifikan,”Terang mantan Bupati Konawe itu.
TAMMA / HERMAN