Example floating
Example floating
Iklan ramadhan 2024 arkam
Berita UtamaPendidikan

PGRI Sultra Gelar Unjukrasa di DPRD Sultra

1020
×

PGRI Sultra Gelar Unjukrasa di DPRD Sultra

Sebarkan artikel ini

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se Sulawesi Tenggara (Sultra) gelar unjukrasa di kantor Dewan Perwalan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sultra.

PGRI Sultra Gelar Unjukrasa di DPRD Sultra
Ribuan guru dari berbagai sekolah berunjukrasa di gedung DPRD Sultra. mereka tergabung dalam PGRI Sultra FOTO: I L H A M
Unjukrasa yang dilakukan PGRI Sultra merupakan kecaman atas kasus kekerasan yang dialami Hayari Wakasek SMAN 1 Kendari yang dilakukan siswa dan orang tuanya, Jumat 20 Oktober 2017 lalu.

Hal itu membuat ribuan guru se Sultra marah dan tak terima harga diri seorang guru di injak-injak. “Kami sangat kecam kekerasan yang dilakukan siswa dan orang tua murid karena itu merupakan tindakan yang sangat menginjak harkat dan martabat seorang guru, kasihan guru yang memberi ilmu malah mau dibunuh oleh siswanya sendiri,” kata Abdul Halim Momo ketua PGRI Sultra di Aula DPRD Sultra, Kamis (26/17).

Terkait hal itu, PGRI Sultra meminta kepada pemerintah dan DPR RI melalui DPRD Sultra agar mengeluarkan Undang-undang (UU) perlindungan guru, dalam menjalankan tugas profesinya.

“Kami meminta kepada pemerintah pusat melalui DPRD Sultra agar mengeluarkan UU perlindungan guru agar kejadian ini tidak akan pernah terulang kembali,”pintahnya.

Selain itu, lanjut dia, masa aksi juga meminta kepada Kepala SMAN 1 Kendari untuk mengeluarkan siswa yang bersangkutan, dan meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sultra, tidak lagi menerima siswa tersebut masuk ke SMK dan SMAN sederajat di Sultra.

Sebelumnya, kasus tersebut bermula saat Candra terlibat kasus pengeroyokan bersama teman kelasnya, yang kemudian permasalahan tersebut tuntas. Namun, saat itu Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Kendari, Hayari memanggil Chandra (Siswa) dan menanyakan kepada Candra atas ketidakhadirannya di sekolah selama dua hari. Kendati demikian, pertanyaan dari sang guru rupanya dibantah secara kasar oleh Chandra sampai mengeluarkan kata-kata kotor.

Tidak puas sampai disitu, Candra juga memaki guru tersebut. spontan saat itu, Hayari selaku Wakasek kesiswaan mendengar kata kasar dari Candra, sehingga Hayari pun memberi hukuman kepada siswanya.

Tidak terima dengan perlakuan sang guru, Candra pun melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya, Suhardin. Dengan rasa marah, sang ayah kemudian mendatangi dan menghampiri guru tersebut dan memukul kepala bagian belakang, hingga Hayari terjatuh.

Merasa belum puas, Suhardin juga mengancam membunuh Hayari dengan badik yang dikeluarkan dari dalam bajunya, sampai ada seorang siswa bernama Anisa yang spontan mendorong tangan pelaku dan menyelamatkan Hayari.

REPORTER: MUHAMMAD ILHAM

PUBISHER: MAS’UD