tegas.co, ACEH SINGKIL – Minat wisatawan luar negeri maupun domestik menjelang tahun baru 2017 yang berkunjung ke Pulau banyak Kabupaten Aceh Singkil semakin berkurang dari tahun sebelumnya.
“Penurunan jumlah wisatawan tahun ini menurun drastis mencapai 80 persen,” kata, Satiman, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Aceh Singkil kepada wartawan, Sabtu (31/12/2016).
Menurutnya, menurunnya jumlah wisatawan bisa dilihat dari tingkat hunian hotel dan arus angkutan boat atau fery yang sunyi. Berbeda dengan musim libur tahun baru 2016 lalu, saking penuhnya kamar-kamar penginapan, wisatawan menginap di rumah warga, bahkan di luar rumah menggunakan kemah.
“Musim libur tahun ini rumah warga banyak yang tidak terisi, itu bisa jadi indikasi juga,” ujar Satiman.
Hal senada juga diungkapkan Muhammad Study yang pernah bergiat di bidang Konsultan Yayasan Pulau Banyak, menurunnya jumlah wisatawan ke Pulau banyak Aceh Singkil tahun ini sangat drastis sekali.
Menurut pengamatannya salah satu faktor penyebabnya, kurangnya standarisasi harga angkutan boat Nelayan dan biaya penginapan.
“Padahal Wisatawan tahun baru Januari 2016 lalu statistik pengunjung objek wisata Pulau banyak diperkirakan mencapai lima ribuan orang, yang dominan warga Sumatera Utara, namun menjelang tahun baru 2017 ini statistik pengunjung pulau menurun drastis diperkirakan hanya mencapai 1500 orang, sehingga sangat terasa sekali,” katanya.
Selain itu, kata Study, kemungkinan orang-orang yang biasa berlibur ke pulau Banyak transportasinya kurang nyaman. Meski Aceh Singkil merupakan objek wisata favorit, tapi tidak ada perubahan yang signifikan di sektor pelayanan transportasi wisata. Hal ini dinilai menjadi faktor penyebab lain yang membuat menurunnya jumlah wisatawan.
Hal itu bisa dilihat dari biaya transportasi yang berbeda-beda, mulai dari boat angkutan Rp 60 Ribu hingga seratus ribu pulang pergi (PP).
“Kemudian untuk biaya penginapan disana juga sangat bervariasi, mulai dari tarif Rp 50 Ribu hingga Rp 300 Ribu permalam, bahkan tanpa kwitansi lagi,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan, saat libur tahun baru 2017 ada beberapa rekannya yang menanyakan isu Buaya laut di pulau Tuangku (Haloban) yang ditangkap warga karena diduga telah memangsa Nelayan disana. Semua yang mau ke pulau banyak, menanyakan perihal isu buaya laut pemangsa tersebut.
“Jadi, adanya isu Hewan Reptil ganas itu, memang benar-benar berpengaruh sekali,” tukasnya.
MAN/NAYEF
PUBLICIZER : MAS’UD