tegas.co, DEMAK,JAWA TENGAH – Penangkapan ikan dengan menggunakan bom, pukat harimau atau jarring arad akan membahayakan ekosistem karang laut dan populasi iakan akan semakin menurun. Untuk itu nelayan di Pantai Moro demak mulai beralih dengan menggunakan jaring yang ramah lingkungan.
Nelayan pantai Moro Demak bersama dengan Petugas balai besar penangkapan ikan kementrian kelautan dan perikanan, melakukan uji coba penggunaan jaringan gillnet, untuk menangkap ikan di perairan pantai utara Jawa.
Menggunakan jaringan gillnet, atau jaring ingsang, atau yang biasa disebut alat penangkap ikan yang ramah lingkungan tersebut selain hanya dapat menagkap ikan yang besar, termasuk mengamankan ikan kecil dari perangkap. “Jaring Gilnet dengan pori pori jaring selebar 3 inci, memungkinkan hanya untuk menangkap ikan ikan besar, dan meninggalkan ikan kecil, sehingga tidak memutus rantai populasi ikan. Kedalaman gillnet sekitar 15 meter dari permukaan laut, sehingga tidak merusak ekosistem, pada dasar laut,”Ujar Syahasta, petugas BBPI KKP
Menurutnya, menangkap ikan dengan jaring gillnet ini, diujicobakan pada perahu nelayan yang berukuran 3 grosston. Nelayan mencoba menebar jaring sepanjang 200 meter, di lokasi satu mil dari garis pantai dan hasilnya cukup baik dan menguntungkan buat nelayan. .
Dari data kantor pelabuhan perikanan pantai moro Demak, pengguna alat tangkap ikan tidak ramah lingkungan di Kabupaten Demak, masih cukup tinggi mencapai 1.569 perahu. Nelayan sering menangkap ikan di seputar pantai utara, hingga menyebabkan populasi ikan di permukaan,tengah, dan dasar laut, sangat kritis. Jaring arad juga merusak tanaman penghijauan pantai yang dibudi dayakan, untuk mengantisipasi abrasi. “Inilah yang kami uji cobakan dengan menggunakan jarring Gilnet atau jarring ramah lingkunga,”Terang Syahasta.
Ditambahkan, bila penggunaan jaring tidak ramah lingkungan, dihilangkan dan beralih pada jaring ramah lingkungan, diprediksi mulai tiga bulan hingga satu tahun, jumlah ikan di laut akan bertambah signifikan.
“Over fishing dapat dilakukan, dengan penggunaan jaring yang ramah lingkungan. Apalagi jumlah kapal nelayan di demak mencapai 5.227 kapal, dari perahu motor kecil, sampai kapal berukuran 26 GT, bila sepakat menggunakan jaring ramah lingkungan, pendapatan ikan tangkap yang melimpah,Tandasnya.
Salim, nelayan asal Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, tidak keberatan bila harus menggunakan jaring ramah lingkungan, untuk menangkap ikan, hasilnya pun juga sama dari hasil tangkap dengan jaring arad. Dia juga menyadari arti pelestarian ekosistem laut, “Diharapkan Pemerintah juga berlaku tegas, bagi nalayan yang masih nakal menggunakan jaring arad, atau jaring cantrang yang nyata merusak lingkungan laut,”katanya berharap.
DEDY SETYAWAN / MAN