tegas.co, JEPARA, JATENG – Pemberian sanksi terhadap belasan murid yang terlambat dengan cara menyuruh berlari mengitari halaman sekolah disaat hujan turut lebat dan mebuat belasan siswa pingsan mendapat perhatian dari DPRD Jepara.
Melalui ketua Komisi C DPRD Jepara Sunarto mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan peristiwa yang terjadi di SMA 1 Mlonggo dengan adanya belasan murid yang pingsan karena diberikan sanksi. Kejadian ini bukan saja mencoreng dunia pendidikan, tetapi juga daerah turut serta atas insiden ini.
“Ini merupakan bentuk pembelajaran bagi yang bersangkutan juga. Sebagai bentuk instropeksi. Sehingga kedepannya bisa menggunakan aturan pendidikan yang ada. Dan bukan menggunakan sistem penghukuman siswa seperti ini,”Ujarnya saat menghadiri audiens bersama Plt Bupati Jepara Ihwan Sudrajat di SMA 1 Mlonggo, Sabtu (07/01/2017).
Selain itu, ia juga sering diberikan laporan atau masukan oleh wali murid siswa untuk disuruh mempertanyakan kepada pihak kepala sekolah yang sering membawa tongkat komando seperti halnya panglima TNI atau pejabat lainnya.
“Saya sering diberi masukan atau laporan oleh seseorang atau wali murid mengenai itu. Yakni Pak Gunawan kok membawa tongkat komando. Sebab tongkat komando itu sering dibawa saat masih di sekolah. Sehingga itu tak mendidik. Kecuali, tongkat komando itu dibawanya di luar sekolah sih tidak apa apa,” bebernya.
Ditempat yang sama, salah satu wali Murid SMA N 1 Mlonggo Yusuf Mualim mengatakan, seharusnya kasus ini harus diproses dengan sistem yang ada. Supaya kedepannya tak ada kejadian yang serupa.
“Meskipun anak saya tak di hukum, namun anak saya juga terkena imbasnya. Yakni sakit panas. Sebab rata rata siswa di sini itu ikut solidaritas hujan hujanan lantaran tidak tega melihat temannya yang dihukum di saat hujan. Sehingga teman lainnya juga secara spontanitas ikut hujan hujanan di luar. Akan tetapi, yang dihukum itu kehujanan di luar pagar, dan yang ikut solidaritas kehujanan itu di dalam pagar,” tambah Mualim.
Seusai adanya insiden belasan siswa pingsan lantaran terlambat masuk sekolah serta penghukuman siswa dengan cara lari di saat hujan lebat pada Jumat (6/1/2017) kemarin. Kini Sabtu (7/1/2016) SMA N 1 Mlonggo menjadi sepi tidak ada kegiatan belajar mengajar (KBM)
Menanggapi hal itu, Wakil Kepala Bagian Kesiswaan Laili Rosyad menuturkan, sebenarnya hari Sabtu (7/1/2017) tak ada hari tenang atau libur. Namun rata rata mereka tak masuk lantaran bajunya ada yang basah dan belum kering.
Selain itu, ia juga mengutarakan bahwa KBM di sekolah ini tidak berlangsung lantaran ada audiensi dengan wali murid yang dihadiri Plt Bupati Jepara dan Anggota DPRD Jepara serta sejumlah pejabat lainnya.
Di tempat terpisah salah satu siswi kelas XII yang bernama Kintan mengatakan, memang saat ada hukuman itu secara spontanitas semua siswa langsung keluar untuk melakukan hujan hujan secara bersama sama. Sebab itu sebagai solidaritas antar sesama teman.
Hanya saja, siswa yang ikut solidaritas sesama teman yang mendapatkan hukuman tersebut mereka berhujan hujanan di dalam area sekolah atau dalam pintu gerbang. Sedangkan yang dihukum berada di luar sekolah atau di luar gerbang.
“Saat itu memang kami hujan hujanan di dalam geebang untuk solidaritas. Sedangkan yang dihukum itu berada di luar gerbang dengan cara lari bolak balik mulai dari gerbang sekolah hingga gapura sekolah sejauh 100 meter. Untuk siswa laki laki sebanyak 10 kali dan perempuan sebanyak 5 kali,” ungkapnya.
DEDY SETYAWAN / MAN