tegas.co., KENDARI SULTRA – General Manager (GM) PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Rudi Rusmadi membantah impor kuli atau buruh Tenaga kerja Asing (TKA) Chaines dan adanya bisnis prostitusi di kawasan Tambang PT Virtue Dragon Nikel Industry Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra). Bantahan tersebut disampaikan kepada sejumlah wartawan di salah satu rumah makan di Kendari, Senin (9/1/2017).
Meski demikian dirinya mengaku, dikawasan tambang PT Virtue Dragon Nikel Industry Morosi tersebut terdapat rumah makan bermerk Chaines serta mengklaim telah memproses 2500 surat lamaran kerja tenaga lokal.
Selain itu Rudi rencananya akan mengajak seluruh pihak terkait dengan meminta masukkan dari para wartawan yang hadir di rumah makan itu untuk mengantisipasi berita hoax yang tidak benar tersebut.
“Kalau pemberitaan seperti di salah satu media cetak dan online”Impor Kuli dan prostitusi itu sudah melenceng dari fakta yang ada. Memang benar ada rumah makan bermerk Chaines, tapi saya konfirmasi dengan pemiliknya, hanya ingin ditahu kalau mereka ini menjual makanan Chaines,”imbuh Rudi dihadapan wartawan.
Kabar prostitusi dan perkawinan antar Chaines dan gadis desa yang ada di Morosi kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara serta transaksi jual beli menggunakan mata uang Yuang kian menguak setelah sejumlah media cetak dan online memberitakan peristiwa tersebut.
Informasi yang dihimpun media ini, tercatat sudah empat warga negara Chaines yang menikahi gadis desa Morosi, sebagian Chaines juga mencari hiburan esek-esek di Wawolemo dan Kota Kendari. Baca http://www.jpnn.com/news/khawatir-bisnis-prostitusi-sambut-tenaga-kerja-asal-tiongkok
Menurut Rudi untuk menangkal berita yang dinilai hoax tersebut rencananya akan mengundang pihak Imigrasi Klas II Kendari, Disnakertrans Sultra, LSM, Pengamat Ekonomi, Pihak kepolisian dan wartawan yang bertujuan menyatukan presepsi dalam arti yang luas tentang TKA yang ada di Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
MAS’UD