Demo Akper, Wakil Walikota  dan Ketua DPRD Berselisi Pendapat

tegas.co, TEGAL, JATENG – Aksi unjukrasa ratusan mahasiswa Akademi Perawat Kota Tegal Jawa Tengah untuk menuntut penolakan rencana penutupan sekolah mereka oleh Walikota Tegal. Selain itu Pemerintah Kota Tegal bakal melakukan penggabungan sekolah mereka dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, senin siang.

Wakil Wali kota Tegal Nur sholeh, yang turun langsung menemui dan memerintakan Yusmana kepala satpol PP. FOTO : NURAKHMAWATI
Wakil Wali kota Tegal Nur sholeh, yang turun langsung menemui dan memerintakan Yusmana kepala satpol PP. FOTO : NURAKHMAWATI

Aksi unjuk rasa tersebut diwarnai beda pendapat “aksi adu mulut” antara Wakil Wali Kota tegal dan Ketua DPRD Kota Tegal serta Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kota Tegal. Perbedaan itu ditengarai ulah Kasatpol PP kota Tegal menolak membukakan pintu gerbang kantor walikota untuk para pendemo.

Gelombang unjukrasa menolak rencana penutupan Akademi Perawat Kota Tegal Jawa Tengah oleh Walikota Tegal, Siti Masitha Suparno  terus berlanjut,  bahkan aksi unjukrasa pada senin siang  tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa Akademi Perawat saja  melain ratusan mahasiswa dari sejumlah universitas lain di kota Tegal ikut bergabung melakukan unjukrasa bersama.

Di halaman kantor DPRD kota Tegal,  sekira empat ratus lima puluh mahasiswa dengan membawa spanduk serta pamlet berbagai macam tulisan antara lain pemerintah kota tegal segera melakukan merger atau penggabungan Akademi Perawat kota Tegal  dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia/ dan menolak rencana Walikota Tegal menutup kampus mereka

Dalam orasinya yang disampaikan sejumlah perwakilan mahasiswa baik dari Akademi Perawat kota Tegal, Universitas Pancasakti, Akademi Ilmu Komputer, Badan Eksekutif Mahasiswa kota Tegal,  Himpunan Mahasiswa Islam  serta para alumni Akademi Perawat kota Tegal  menolak rencana pemerintah kota Tegal menutup kampus Akademi Perawat kota Tegal  dan dijadikan rumah sakit tipe c, mereka meminta agar pemerintah kota Tegal segera melaakukan penggabungan atau merger sekolah mereka dengan Kementerian Kesehatan Republik Indoensia.

Aksi ratusan mahasiswa ini mendapat dukungan penuh dari ketua DPRD kota Tegal, Edi Suripno dan seluruh anggota DPRD kota  lainnya,  mereka pun bergabung bersama pendemo untuk melakukan unjukrasa di kantor walikota Tegal, Siti Masitha Suparno.

Sesampainya di kantor walkota Tegal,  puluhan aparat kepolisian dan Satpol PP sudah berjaga di pintu gerbang masuk kantor wali kota Tegal/ rombongan ratusan mahasiswa yang dipimpin ketua DPRD kota Tegal/ Edi Suripno pun tidak bisa masuk karena kepala satpol pp kota tegal, Yusmana, tidak mengizinkan anak buahnya membukakan pintu gerbang, aksi adu mulut antara ketua. wakil rakyat dengan kepala satpol pp kota tegal pun tak terhindarkan.

Tak hanya ketua DPRD kota Tegal Wakil Wali kota Tegal  Nur sholeh,  yang turun langsung menemui dan memerintakan Yusmana kepala satpol PP agar membukakan pintu gerbang uintuk para pendemo agar massa bisa menyuarakan aspiranya juga tidak diindahkan.

Mahasiswa menyayangkan sikap kasatpol PP kota Tegal yang berani membangkang terhadap perintah seorang Wakil Wali kota dan ketua DPRD kota Tegal.

“Sangat disayangkan pihak sapol pp tidak mau membukakan pintu gerbang pendopo, padahal Pak Wakil Walikota sendiri yang memintanya, kami hanya ingin menyampaikan aspirasi agar sekolah kami jangan ditutup” ujar Wawan, Koordinator lapangan aksi demo.

Jika aspirasi mereka tidak segera ditindaklanjuti oleh Walikota Tegal, ratusan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di kota tegal ini  mengancam akan menduduki pendopo Pemerintah kota Tegal dan jika perlu mereka mengancam akan menginap di pendopo kota Tegal.

“Kami akan menginap  di pendopo jika aspirasi kami tidak ditindak lanjuti oleh Pemerintah Kota Tegal” Wawan menegaskan.

NURAKHMAWATI / HERMAN

Komentar