tegas.co., JEPARA JATENG – Menyambut perayaan Hari Raya Nyepi tahun baru Saka ke 1939, ratusan Umat Hindu wilayah Karasidenan Pati, mengikuti upacara Melasti di pantai Bandengan, Jepara, Jawa Tengah, Minggu (26/3/207).
Prosesi melasti berlangsung dengan diwarnai larung sesaji dan pengambilan air laut sebagai simbol pensucian dunia dan diri manusia.
Tak kurang dari 350 umat Hindu di wilayah Karasidenan Pati (Jepara-Kudus-Pati-Blora), Jawa Tengah, mengikuti kegiatan tersebut.
Upacara diawali dengan mengarak sesaji ke lokasi upacara di tepi pantai.
Meski diguyur hujan para umat Hindu tetap khusuk dan khidmat dalam melantunkan kidung-kidung berlafal doa dalam upacara melasti.
Melasti merupakan rangkaian kegiatan umat Hindu, dalam menyambut hari raya nyepi. Prosesi melasti diwarnai larung sesaji ke tengah laut, berupa hasil bumi.
Dalam melasti, prosesi larung sesaji wajib dilaksanakan, guna diberikan tirta suci oleh dewa baruna.
Selain itu para umat hindu berharap untuk satu tahun ke depan hasil bumi bisa melimpah dan di jauhkan dari berbagai macam penyakit.
Usai prosesi sembahyangan berlangsung, sesaji diusung para jemaat guna di larung ke tengah laut.
Di titik pelarungan sesaji, tirta suci kamandalu diambil untuk keperluan pensuciaan diri, Buana Agung dan Buana Alit, supaya dalam melaksanakan tapa brata pada malam Nyepi bisa mendapatkan keselamatan, kebahagiaan, dan anugrah dari Sang Hyang Widi.
Menurut Pdt. Susianto sesepuh umat Hindu Jepara menjelaskan, Tirta Samudra atau air suci yang dibawa dari tengah laut, nantinya akan digunakan untuk membersihkan pura, dalam kegiatan catur brata nyepi atau kegiatan sehari sebelum upacara nyepi.
Usai upacara melasti, umat hindu akan melakukan upacara mecaru, untuk memohon keselamatan lahir dan batin dalam melaksanakan perayaan nyepi yang berlangsung di pura dekat tempat tinggal masing-masing.
DSW
PUBLICIZER : MAS’UD
Komentar