tegas.co, BREBES, JATENG – Penderita Tuberculosis di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, dalam dua tahun terakhir terus meningkat. Jumlah penderita penyakit menular yang disebabkan virus ini terungkap dalam data di Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Pemkab Brebes, Awaludin mengungkapkan, Dinas Kesehatan kabupaten Brebes mencatat, jika penderita penyakit tuberkolosis yang mengidap terus mengalami peningkatan setiap tahunnya meski belum dikategorikan sebagai daerah zona merah namun jika dibiarkan oleh penderita TB bisa mengkhawatirkan karena penularannya yang sangat mudah.
Pada 2015 misalnya, tercatat ada sebanyak 1.447 kasus. Dari jumlah itu, yang masuk kategori Bakteri Tahan Asam (BTA) positif ada sebanyak 666 orang. Kemudian BTA negatif sebanyak 623 orang, ekstra paru 64 orang, BTA anak-anak 8 kasus, kambuh 27 orang, default (hilang) 1 orang, gagal pengobatan 10 dan lain-lain sebanyak 8 orang.
“Sedangkan di tahun 2016 lalu, jumlahnya naik menjadi 1.958 kasus. Untuk BTA positif 958 orang, BTA negatif 872 orang, ekstra paru 77 orang, BTA anak-anak 29 orang, kambuh 13 orang, default 5 orang, gagal 4 orang dan lain-lain kosong,” ungkapnya.
Dinas Kesehatan Brebes memperikarakan, jika setiap tahunnya penderita meningkat hingga delapan ratus pasien dari catatan ada di tahun 2016 yang lalu tercatat jumlah penderita mencapai 1.958 penderita, namun Dinas Kesehatan memperikarakan jika jumlah dilapangan penderitanya lebih banyak dikarenakan banyak penderita TB yang enggan untuk memeriksakan diri.
Sementara di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes, setiap bulannya penderita TB yang menjalani perawatan inap mencapai ratusan pasien TB.
“ Pihak rumah sakit telah memberikan ruangan khusus bagi pasien TB agar virus penderita tidak menyerang kepada pasien lainnya.” Ungkap Sechul hadi, salah satu petugas RSUD bagian paru paru.
Dia menambahkan, penularan penyakit TB tergolong paling berbahaya karena mudah menular melalui udara seperti serangan virus penderita melalui batuk – batuk.
“Penderita harus menjalani pemeriksaan dokter dengan baik sehingga penyakit tersebut bisa disembuhkan dengan mengkonsumsi obat selama enam bulan berturut – turut.” tegasnya.
Masyarakat juga diminta bisa menjaga kebersihan lingkungan seperti rumah tempat tinggalnya dengan mendapatkan sirkulasi udara dengan baik.
RACHMAWATI / HERMAN
Komentar