tegas.co, SUKOHARJO, JATENG – Pelatihan Serach and Rescueh (SAR) kepada 69 relatan dari tim SAR Majelis tafsir Al,qur,an (MTA) bersama Badan SAR Nasional Pos Surakarta terus berlanjut dengan menggelar simulasi penyelamatan korban kecelakaan di hutan atau junggle rescue di obyek wisata batu seribu dusun gentan kecamatan bulu kabupaten sukoharjo jateng pada hari Kamis, (6/4).
Para relawan SAR MTA ini dilatih bagaimana cara menyelamatkan korban yang mengalami kecelakaan di hutan atau di gunung. Pada simulasi kali ini di simulasikan ada dua orang yang mengalami kecelakaan di tengah hutan, para relawan sar MTA pun langsung bergegas menuju ke TKP
Tempat ke dua korban itu berada dan segera melakukan pencarian dan penyelamatan, dan di sini juga di simulasikan keluarga korban yang histeris dan meronta ronta agar tim sar segera menyelamatkan korban yang terjebak di tengah hutan.
Tidak berselang lama tim relawan MTA ini menemukan ke dua korban dalam kondisi lemas dan menggigil di tengah hutan, Tim relawan kemudian langsung menandu ke dua korban untuk menuju ke pos SAR yang lokasinya lumayan jauh dan harus di tempuh melalui medan yang extrem dan di perparah lagi kondisi tanah yang licin.
Proses evakuasi kondisi di daerah tersebut sedang di guyur hujan. Sesampainya di pos induk kedua korban langsung di bawa ke mobil ambulans guna mendapaktan perawatan medis, keluarga korban yang sudah menunggu dari tadi langsung menagis histeris saat melihat adiknya di tandu oleh tim relawan MTA.
Kepala Kantor Pos SAR Surakarta Sukoharjo Amin mengatakan, tujuan diadakannya simulasi di tengah hutan ini agar para relawan bisa menyatu dengan alam dan bisa hidup sederhana dan mengandalkan tumbuh tumbuhan yang tidak beracun untuk di minum atau di makan.
“Setelah melakukan simulasi para relawan SAR MTA langsung melakukan pelatihan fisik di tengah tengah guyuran hujan. Mereka melakuan pelatihan fisik seperti push up shit up dan yang lainnya agar bisa melatih fisik dan mental mereka agar jika di TKP bencana
mereka sudah siap dengan segala kondisi medan yang tidak menentu,”Ujarnya menerangkan.
BISMA SURYA KURNIAWAN / HERMAN
Komentar