Setelah Kerja Enam Bulan, Kemudian Buruh Ini Ditelantarkan

tegas.co, ACEH SINGKIL – Perusahaan Kelapa Sawit PT Runding Putra Persada Aceh Singkil menelantarkan dan mengusir paksa puluhan Buruh asal Kabupaten Siak, Provinsi Riau, karena dinilai sangat membebani.

Buruh perusahaan PT Runding Singkil yang terlantarkan  di terminal. FOTO : MAN
Buruh perusahaan PT Runding Singkil yang terlantarkan di terminal.
FOTO : MAN

Penelantaran buruh asal Provinsi Riau itu sangat miris. Pasalnya kehadiran para buruh di aceh Singkil tersebut bukannya datang sendiri tetapi di jemput langsung  dari kampung halamanya oleh Humas dan seorang Asisten perusahaan China Medan tersebut. Penelatantaran dan pengusiran itu juga diserta tanpa diberikan pesangon atau Kompensasi, bahkan gajipun tak penuh dibayar, padahal mereka telah bekerja selama 6 bulan.

Iklan Pemkot Baubau

“Jangankan pesangon, gaji kami juga tidak dibayar sesuai yang dijanjikan, kami diusir paksa, setaleh barang-barang dikeluarkan, pintu rumah kami langsung di kunci, kami bukan mengundurkan diri, kami diusir,”Ujar Yaaro  salah seorang Buruh itu, Rabu (12/4).

Yaaro mengaku, saat dijemput bulan Oktober  tahun 2016 lalu dijanjikan oleh perusahaan setelah tiga bulan menjalani masa training, akan diangkat menjadi karyawan tetap, tapi justru yang terjadi sebaliknya.

“Janji perusahaan dulu setelah tiga bulan masa training kami diangkat jadi karyawan tetap, perjanjiannya kami diberikan beban kerja memanen 2,5 hektar, dengan gaji  kalau tidak capai target 1.200 Kg, dibayar Rp 66.200, tapi kalau sampai basis ditambah premi mati Rp.8.000, jadi dibayar Rp 74.200,”Terangnya

Namun kenyataanya tidak seperti itu, justru kalau tidak tercapai, areal kerja mereka ditambah menjadi 3 bahkan 4 hektar, dengan mekanisme pembayaran gaji yang sama.

“Itupun kami tetap masih kerja, tapi nyatanya kami diperlakukan seperti ini,”Ujarnya lirih

Pasca diangkut dengan mobil Truk pihak perusahaan,  kini puluhan buruh beserta keluarga dan anak-anaknya terlantar diterminal terpadu Rimo Kecamatan Gunung Meriah, mereka mengaku tak punya ongkos  pulang ke kampung halamanya, bahkan  mereka mengaku sudah sejak kemarin sore belum makan.

MAN / HERMAN

Komentar