Daun Jambu Batu dan Daun Mangga Jadi Pewarna Tenunan

tegas.co, KENDARI, SULTRA – Pameran pembangunan yang di gelar di Alun-alun MTQ Kota kendari, bukan saja sekedar pajangan hasil-hasil pembangunan. Pertanian, perikanan serta potensi-potensi wisata. Namun di lokasi ini juga dapat kita mengetahui berbagai kegiatan yang dapat menjadi ilmu bagi pengunjung.

Siti Erni salah satu pengrajin tenunan Muna saat membuat kain di lokasi Stand pameran kabupaten Muna. FOTO : ODEK
Siti Erni salah satu pengrajin tenunan Muna saat membuat kain di lokasi Stand pameran kabupaten Muna.
FOTO : ODEK

Salah satunya adalah pewarna tenunan untuk menjadikan kain tenuanan berwarna warni itu terbuat dari apa dan harganya berapa. Di Stand pameran ini, khususnya di Kabupaten Muna ini kita akan mengetahui asal pewarna dan bagaimana proses pembuatannya.

Iklan KPU Sultra

Proses pembuatan kain tenun yang berasal dari muna ini mengunakan pewarna alam, yang di ambil dari daun seperti daun mangga dan jambu mente.

“Daun – daun tersebut akan di hancurkan dan mengeluarkan warna sesuai dengan kebutuhan penenun. Selain warnanya khas sekali, ketahanan juga cukup lama bahkan tidak luntur,”Ujar Siti Erni salah satu pengrajin tenunan Muna dengan mewarai dari aun, jambu batu, mette, dan mangga kepada awak ini, Rabu (26/4).

Menurutnya, mengunkan pewarna alam yang bahanya itu di ambil dari daun-dauna seperti jabu daun mangga membuat kain yang akan di tenun terasa halus dan tahan akan semua cuaca.

“Sebetulya semua daun bisa di coba tapi kita liat dulu hasilnya bisa, ini juga tidak gampang pudar karna ada proses piksasinya  biar tidak luntur,”Ungkapnya.

Ibu rumah tangga yang menenun sejak umur 12 tahun ini mengaku, bisa menghasilkan uang jutan rupiah perbulanya dari hasil menenun kain.

“Saya dan teman-teman lainnya biasa menjual kain tenun tergantung  motifnya mulai dari tiga ratus sampai satu juta lebih,”Katanya.

Ditambahkan, untuk kain yang menggunakan pewarna alam itu bisa harganya bisa mencapai jutaan rupiah perlembarnya dan proses pengerjaannya biasa sampai 10 hari atau dua mingguan. “Kain yang kami hasilkan juga tidak susah di pasarkan, sehingga saat ini semakin pengrajin tenun kain,”Tandasnya.

ODEK / HERMAN

Komentar