tegas.co, KENDARI, SULTRA – Sidang Paripurna Istimewa di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu (26/4), Ketua DPRD Sultra H. Abdul Rahman Saleh dalam memberikan sambutannya melontarkan sejumlah pantun atas keberhasilan kepemimpinan Nur alam SE sebagai Gubernur dan H. Saleh lasata sebagai wakil Gubernur dalam 10 tahun terakhir.
Pantun yang disampaikan itu sontak membuat para hadirin pimpinan pimpinan daerah di Sulawesi Tenggara kagum dengan indahnya syair tersebut.
Mengharum petang dipantai bokori, langit tetap biru menanti pandan mewangi, dizazirah sulawesi tenggara dibulitan bahteramas yang gemilang itu. Kami berjanji selama kulo sarah masih dijunjung tinggi di Jazirah konawe raya dan mekongga.
Selama keraton buton masih teduh bersinar dikepulauan buton, selama kuda kuda jantan masih merintih berani didaratan muna, selama nahkoda nahkoda masih molor diwakatobi dan Buton Utara.
Selema munas munas perahu masih membelah selat tiworo dan pulau wawonii, maka selama itu pulalah kita akan terus berjuang memahat karya dibumi sulawesi tenggara samapai matahari berhenti bersinar.
Inilah syair pantun yang dibawakan politisi PAN itu yang membuat suasana Sidang paripurna istimewah menjadi khidmat, sebelum Gubernur Sulawesi Tenggara menyampaikan sambutannya dalam rangka HUT Sultra ke 53 tahun 2017.
Dlam kesempatan itu pula, Abdul Rahman Saleh juga menutup sambutannya dengan bacaan lima pantun. “Menabuh gendang dipadang sahara, gendang ditabuh nantikan musyafir. Membangun negeri penuh prahara, pemimpin hebat teruslah mengukir. Anak burung ditangkai rindang, ambil busur layanhkan panah. Membangun negeri penuh rintanhmg, abaikan gibah tunaikan amanah.
Sarung tenun bermotif intan, suguhkan hidup penuh impian. pemimpin handal penuh ujian, baktikan diri penuh iman.
Pendiri sultra orangnya bijak, membangun negri dalam jihada, membangun sultra jangan di bajak, agar negri tetap bertuan.
Bersama Nusa Sultra kesohor, negerinya maju warisan leluhur, pemimpin sultra tetap pelopor, terus membangun tak kenal mundur.
Syair pantun tersebut dipersembahkan oleh Abdul Rahman Saleh untuk seluruh tamu pimpinan daerah di sultra. Dimana itu adalah bentuk gambaran semangat dari seorang pemimpin untuk terus membangun dan memajukan daerah Sulawesi Tenggara sendiri.
BAIM / HERMAN
Komentar