tegas.co, KENDARI, SULTRA – Sidang Paripurna Istimewah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Provinsi Sulawesi Tenggara dalam rangka Hari Ulang Tahun Sultra ke 53 Tahun 2017 di gelar di ruang rapat sidang Utama DPRD Sultra, Rabu (26/4).
Gubernur Sultra. Dr. H. Nur Alam SE. M.Si dalam kesempatannya menyampaikan semua kegiatan yang sukses dilaksanakannya selama hamper 10 tahun bersama wakilnya H. Saleh Lasata. Namun di sisi lainnya, orang nomor satu di Sultra itu juga menyampaikan kepada bakal calon Gubernur Sultra peride mendatang untuk tidak memanfaatkan kasus hukum yang membelitnya dengan di poltisisasi.
“Dikesempatan ini saya juga menyampaikan kepada seluruh kader yang ada di Sultra untuk menghargai Gubernur Seniornya yang sebentar lagi akan berakhir. Salah satunya adalah tidak memboncengi Mahasiswa untuk melakukan unjuk rasa dengan tujuan mempercepat proses hukum yang saya hadapi,”Ujarnya dalam sambutannya.
Menurutnya, kasus hukum yang menjeratnya itu biarkan hukum yang akan bicara dan melakukan proses hukum yang sementara berlangsung. Namun demikian biarkanlah Gubernur bersama wakil Gubernur H. Saleh Lasata mengakhiri pemerintahan di Sultra dengan baik.
“Tahun ini adalah tahun terakhir saya berdiri di podium. Tahun depan sudah pengganti saya, mengingat massa jabatan saya berakhir pada bulan februari 2018 mendatang. Jadi yang akan berdiri disini adalah Pj gubernur yang ditunjuk oleh Presiden melalui Menteri Dalam Negeri,”Terangnya.
Sebelumnya Ketua DPRD Sultra H. Abdul Rahman Saleh mengungkapkan dalam domain kepemimpinan Sultra telah bersama menyaksikan silih bergantinya para pemimpin Sultra, dimana telah memberikan warna dan baktinya bagi arah pembangunan Sultra pada masanya masing masing.
Bagi Abdul Rahman Saleh, peran pemimpin telah ditetapkan dan melanjutkan proses pembangunan daerah hingga kini.
“Maka dari itu kita sebagai polaris provinsi Sultra turut memberikan apresiasi atas jasa mereka pada daerah ini,”Ujarnya.
Dikatakan, peringatan Ulang Tahun Sultra pada tahun ini diperingati dengan suasana yang penuh dengan kebersamaan kekeluargaan, kejayaan sebagai bagian dari etitas khususnya politik yang cukup diperhitungkan ditikngkat nasional.
“Peringatan ini juga mengbdikan eksistensi Sulawesi Tenggara dalam dimensi lokal, akan tetapi juga menghadirkan Sultra dalam presepsi nasional kesadaran ber NKRI,”Akunya.
BAIM / HERMAN
Komentar