Tolak Penggusuran, Pedagang Bersitegang Dengan KAI

Tolak Penggusuran, Pedagang Bersitegang Dengan KAI
Tolak Penggusuran, Pedagang Bersitegang Dengan KAI FOTO : NADHIR

tegas.co., YOGYAKARTA – Puluhan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Paguyuban Pedagang Selatan Stasiun Tugu Yogyakarta menolak penertiban yang dilakukan oleh pihak PT. KAI Daop 6 Yogyakarta. Penertiban tersebut diwarnai dengan aksi bersitegang antar kedua belah pihak.

Usai PT. KAI menggelar apel gabungan di halaman Stasiun Tugu Yogyakarta, Rabu (5/7/2017), ratusan personel langsung mulai menyisir warung-warung dan ruko PKL di kawasan utara jalan Pasar Kembang.

Iklan KPU Sultra

Penertiban yang dilakukan oleh pihak KAI tidak serta merta berjalan dengan baik, terjadi ketegangan antar kedua belah pihak yang menolak atas penggusuran dinilai semena-mena.

Ani Samino (44) salah satu pedagang yang menolak penertiban yang dilakukan oleh KAI, Ia menilai jika perlakuan tersebut sangatlah tidak manusiawi, bagaimana tidak, para pedagang tidak diajak rembukan untuk menetukan nasib mereka.

“Kami masih menunggu dari Pemkot, kita dijanji akan dipertahankan, kalau langsung main gusur seperti ini, sangat tidak manusiawi” terangnya.

Ia mengakui, penempatan para pedagang ditempat tersebut adalah atas instruksi dari Dinas Pasar bukan dibangun oleh pedagang langsung. Warung tersebut sebagai warisan dari orang tuanya yang telah membeli lahan disisi utara jalan Pasar Kembang pada tahun 1973.

Manager Humas PT. KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto menjelaskan, telah berkirim surat kepada para pedagang untuk diajak melakukan rembukan, tetapi para pedagang menolak untuk datang menghadiri.

Menurut Dia, tanah yang tempati oleh para pedagang adalah milik KAI. Maka pihaknya akan membenahi kawasan tersebut agar terlihat nyaman sebagai wajah Kota Yogyakarta.

“Saya nggak tahu kok bisa para pedagang itu menampati lahan tersebut padahal itu lahan KAI,” ujarnya.

Penataan tersebut, lanjut Eko, sebuah tuntutan kawasan, yang mana disekitar kawasan Stasiun Tugu sudah berdiri tempat-tempat uang indah, seperti pembangunan hotel-hotel, kawasan Malioboro, sekarang saatnya Stasiun Tugu untuk memperindah kawasan tersebut.

Setelah bersitegang beberapa lama, akhirnya massa dari para pedagang yang kalah jumlah dari KAI terpaksa mengalah, dan merelakan kios-kios mereka dikosongkan dan mulai diratakan dengan tanah.

NADHIR ATTAMIMI

PUBLISHER : MAS’UD

Komentar