tegas.co., Penderitaan anak-anak, Desa Moroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) dalam menyeberangi sungai menuju sekolah dipolitisir,
Hal ini ditegaskan Rusda Mahmud sesaat setelah menghadiri acara pengambilan sumpah jabatan Bupati dan Wakil Bupati Kolut, Nur Rahman-Haji Abbas (Annur) di gedung Bahteramas Kendari, Selasa (22/8/2017).
Dirinya menyayangkan hal itu dijadikan bahan politik, kata dia, kondisi Desa Moroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) tak banyak yang tahu.
https://www.youtube.com/watch?v=rJlTMUms3Vk
“Di desa itu hutan lindung, 600 meter ada jalan, olehnya, ini dipolitisir. Saya tidak mengatakan politik seperti apa, bukan cuma saya orang politik. Siapa yang mau bertanggungjawab jika jembatan dibangun di hutan lindung,”jelas Rusda Mahmud, mantan Bupati Kolut dua Periode.
Selain itu, tambah Balon Gubernur Sultra ini, upaya mempolitiasi kondisi tali penyeberangan anak sekolah dan warga Desa Moroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) tersebut, secara terus menerus diviralkan di sosial media (Sosmed).”Sebentar-sebentar, ada lagi yang upload, secara terus menerus, ini kan politisasi,”sangkanya.
Rusda Mahmud merupakan balon Gubernur Sultra, memiliki tag line “Sultra cepat pada orang yang tepat”. Dari bakal calon yang sudah tampil di publik, baru dirinya yang memiliki pasangan yakni, Syafei Kahar.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, dijadwalkan pada pertengahan 2018, putra-putri terbaik daerah Sulawesi Tenggara yang akan maju pada pesta demokrasi lima tahun ini masih melakukan lobi politik pada sejumlah partai.
Sementara Rusda Mahmud sendiri mengklaem, dirinya merupakan kader partai Demokrat yang mengantarkan menjadi bupati dua periode di Kolut.
Ia berharap, agar partai Demokrat yang membesarkan namanya itu, memberikan kepercayaan terhadap dirinya untuk maju bertarung pada pilgub mendatang.
“Ia saya kader Partai Demokrat, dua periode saya memimpin di Kolut, saya maju Bupati menggunakan partai itu,”kenangnya.
PUBLISHER : MAS’UD