Menkeu Menilai Keuangan Syari’ah Mampu Tingkatkan Pembangun Nasional

Menteri Keuangan RI Sry Muliani saat memimpin Rapat di yogyakarta. FOTO : NADHIR ATTAMIMI
Menteri Keuangan RI Sry Muliani saat memimpin Rapat di yogyakarta.
FOTO : NADHIR ATTAMIMI

tegas.co., YOGYAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Sri Mulyani menilai, peran keuangan Syari’ah di Indonesia mampu mendukung peningkatan dalam pembangunan nasional. Hal itu terlihat dari berkembangnya secara pesat perusahaan-perusahaan yang berbasis Syari’ah.

Menkeu menerangkan, berdasarkan data per-Mei 2017, industri perbankan Syari’ah di Indonesia terdiri dari 13 bank Islam dan 21 windows bank beraset kurang lebih Rp. 315 Triliun.

Iklan KPU Sultra

“Itu semua jika dikelola dengan baik, maka aset tersebut bisa menjadi potensi sumber keuangan negara dan masyarakat untuk membiayai pembangunan nasional hingga hutang negara,” kata Menkeu, saat menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Internasional Keuangan Islam Kedua, Yogyakarta, Rabu (23/8/2017).

Ia mengungkapkan, pekonomian yang dijalankan menggunakan sistem Syari’ah mampu menolong masyarakat miskin dan tidak mamlu. Dengan adanya peningkatan ini, diharapkan keuangan syariah bisa membantu memerangi kemiskinan dan kesenjangan sosial.

Menkei mengakui, pemerintah saat telah menerbitkan surat berbasis Syari’ah (sukuk) yang berbentuk ritel dan dijual dengan harga yang sangat terjangkau bagi masyarakat kelas menengak kebawah.

“Uang masyarakat yang kita dapat dari sukuk ini yg dipakai untuk membiayai pembangunan,” ungkap Menkeu.

Maka dari itu, kata dia, pihaknya pun selalu mendorong para pelaku industri ekonomi Syari’ah untuk lebih berinobatif dan gencar melakukan promosi-promosi alat perbankan Syari’ah agar lebih cepat dikenal masyaralat luas.

“Harapannya kedepannya masyarakat juga lebih sering menggunakan sukuk dalam hal investasi untuk membantu pembangunan nasional,” tutup Menkeu.

NADHIR ATTAMIMI

PUBLISHER : HERMAN