tegas.co, KENDARI, SULTRA – Berdasarkan berita resmi statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (6/11/2017), tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sultra meningkat 0,58 persen dalam kurun waktu satu tahun terakhir, dimana pada Agustus 2016 sebesar 2,72 persen naik menjadi 3,30 persen pada Agustus 2017.
Dilihat dari tingkat pendidikan, lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi penyumbang jumlah pengangguran terbesar, dimana TPT SMK di Sultra mencapai 6,96 persen. Kemudian TPT terbesar berikutnya adalah Universitas sebesar 5,08 persen.
Kepala BPS Sultra, Atqo Murdiyanto menjelaskan, TPT merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
“Hal ini memang aneh, SMK yang nota banenya adalah mempersiapkan lulusan yang siap untuk dunia kerja, namun yang terjadi lulusan SMK yang paling banyak tidak terserap di pasar kerja,” ungkap Atqo.
Dijelaskannya, tingginya TPT SMK menggambarkan bahwa terjadi penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan SMK, berbeda dibanding TPT Sekolah Dasar (SD) ke bawah yang nilai TPTnya paling kecil diantara semua tingkat pendidikan, yaitu sebesar 0,01 persen.
“Hal ini bisa saja disebabkan karena mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja,” ujarnya.
Pihaknya menilai, berbagai kebijakan terkait penciptaan lapangan pekerjaan tampaknya belum berhasil menekan tingkat pengangguran. Hal itu ditunjukkan oleh angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang bergerak naik.
“Ini terbukti, sebab sampai pada Agustus 2017 jumlah pengangguran di Sultra mencapai 39.631 orang, mengalami peningkatan hingga 5.555 orang dalam satu tahun terakhir,” tandasnya.
REPORTER : LM FAISAL
PUBLISHARE : WIWID ABID ABADI
Komentar