Wujudkan Pertanian Berbasis Kearifan Lokal
tegas.co., BUTON SELATAN – Kementerian Pemuda dan Olahraga RI bekerjasama Generasi Muda Desa Nusantara (Gema Desantara), berkomitmen untuk menghadirkan Kader Pemuda Pelopor Pertanian Organik (Alami) yang menjaga semangat Pertanian Berbasis Kearifan Lokal.
Ini ditunjukan dengan menggelar pelatihan untuk para pemuda yang dilaksanakan di Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) dimulai sejak 8-10 Desember 2017.
Menurut Jaelani selaku Ketua Umum DKN Gema Desantara, Program ini memiliki Tujuan untuk membangkitkan kembali semangat kaum muda untuk kembali ke desa, membangun komunitas tani dan mulai menggalakkan sistem pertanian organik (alami) dengan berbasis pada kearifan lokal.
Dengan harapan yang besar bahwa kegiatan ini bukan menjadi kegiatan biasa-biasa saja, namun ini menjadi kegiatan yang luar biasa, sehingga hasilnya tidak biasa-biasa saja, tapi menjadi sesuatu yang Luar Biasa.
Selain membangun pengetahuan dan keterampilan Pertanian organik berbasis Lokal, mendorong terbentuknya komunitas Pemuda Petani organik (Alami), melalui program ini Gema Desantara juga berkomitmen untuk melakukan pendampingan, sehingga di masa datang akan tumbuh kesadaran masyarakat dalam tata kelola pertanian organik mulai dari produsi sampai distribusi, sehingga secara ekonomi berdampak pada pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Acara ini turut dihadiri oleh pemerintah daerah kabupaten Buton Selatan, yang diwakili oleh Asisten II, H Ibrahim. Turut hadir dari Dinas Pertanian, Dinas Pemuda dan Olahraga, serta para Kepala Desa se Kabupaten Buton Selatan, termasuk Ketua Asosiasi Kepala Desa Buton Selatan.
Ibrahim mengharapkan agar program ini didampingi secara terus menerus sehingga dapat bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi petani dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, ketua Panitia, Tasman Pandewa menegaskan, pertanian organik harus terus digalakkan dan pemuda harus menjadi pelopor. “Kita mesti memberi contoh yang baik terhadap masyarakat sehingga dalam tata kelola pertanian harus mempertimbangkan semua aspek yang mulai hilang dari petani kita, baik itu kearifan lokal maupun gotong royong. Selain itu, pemuda harus terus menjadi pelopor pertanian sekaligus mempraktekan ilmu yang diperoleh di pelatihan ini sehingga dapat bermanfaat.”ungkap Tasman.
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar