tegas.co., KENDARI, SULTRA – Sebanyak 1.587 ijazah alumni UHO Kendari yang ditandatangani oleh mantan Plt. Rektor UHO Prof. Supriadi Rustad dipertanyakan keabsahannya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua LSM Sultra Mouliddin dalam dialog konsorsium membedah keabsahan ijazah mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) yang ditanda tangani oleh Plt. Rektor UHO Prof. Supriadi Rustad.
Bahkan, kata dia, informasi yang dihimpun oleh LSM Sultra di BKD Sultra mendapatkan informasi tidak akan menerima CPNS yang ijazahnya ditanda tangani oleh Prof. Supriadi Rustad sebagai Plt. Rektor UHO saat itu. Karena disinyalir tidak memiliki aturan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) RI.
“Saya berharap, persoalan ini cepat diselesaikan. Agar alumni tidak menjadi korban,” ujarnya di salah satu warkop di Kendari, beberapa waktu lalu.
Ditempat yang sama Prof. Dr. La Rianda cukup prihatin dengan kondisi yang dialami oleh ribuan alumni UHO tersebut.
Ia menilai, ijazah yang di tanda tangani oleh mantan Plt. Rektor UHO Prof. Supriadi Rustad membuat kegaduhan.
“Harusnya Supriadi Rustad hanya menandatangani petikan ijazah. Karena dia bukan Rektor melainkan Plt Rektor,” ulasnya.
“Terkecuali setelah pelantikan Rektor UHO defenitif, baru ijazah diteken oleh Rektor UHO terpilih,”sambungnya lagi.
Lanjutnya, Kemenristek Dikti harus segera bertindak untuk menyelamatkan 1.587 alumni. Agar dibukakan ruang terhadap ijazah yang bermasalah.
“Sebagai akademisi, ini menjadi kerinduan saya terhadap anak-anak mahasiswa yang ijazahnya bermasalah,” jelas mantan Wakil Rektor I UHO itu.
PUBLISHER: MAS’UD
Komentar